6 Rahasia Umum HKI Dalam Membangun Tol Indralaya-Prabumulih, Pantas Saja…

6 Rahasia Umum HKI Dalam Membangun Tol Indralaya-Prabumulih, Pantas Saja…

Proses pekerjaan Jalan Tol Indralaya-Prabumulih menerapkan berbagai inovasi dan teknologi-Foto: Dok HKI-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Tol Indralaya-Prabumulih nyaris rampung dikerjakan, sedikitnya ada 6 rahasia umum HKI dalam membangun tol ini.


Sejarah memang mencatat Jalan Tol Indralaya-Prabumulih mulai dikerjakan pada Juli 2019. Panjangnya 65 kilometer. Ruas Tol Indralaya-Prabumulih dalam peta JTTS merupakan bagian dari Tol Indralaya–Muara Enim di Sumatra Selatan.

Dalam perjalanannya, pembangunan Tol Indralaya-Prabumulih memang mencatat rekornya sendiri sebagai jalan tol yang menerapkan banyak inovasi dan teknologi khusus.

Hutama Karya melalui anak usahanya Hutama Karya Infrastruktur (HKI) bahkan mengerjakan tol ini dengan banyak sekali inovasi dan teknologi baru di Indonesia.

1.Gunakan Geofoam
Tol Indralaya-Prabumulih menerapkan inovasi geofoam. Geofoam dalam bahasa awam adalah sejenis busa geosintetik. Busa ini terbuat dari polimer Expanded Polystyrene dan Xtruded Polystyrene (XPS).

Geofoam digunakan HKI pada oprit jembatan Tol Indralaya-Prabumulih, Oprit Jembatan adalah timbunan tanah atau urugan dibelakang abutment yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari penurunan.

Penggunaan geofoam bertujuan untuk menggantikan material timbunan di belakang oprit yang berat. “Dengan penggunaan geofoam, diharapkan meminimalisir penurunan oprit selama masa layanan jalan.

Selain itu, keunggulan geofoam yakni mudah diaplikasikan, mutu yang mudah dikontrol, dan tidak terkendala dengan cuaca,” ujar Direktur Operasi III HKI Selo Tjahjono.

2. Girder Erection

Pekerjaan badan jembatan Tol Indralaya-Prabumulih di lokasi yang sulit dijangkau oleh crane, HKI melakukan pemasangan balok girder jembatan dengan metode launcher.

Metode launcher adalah sebuah alat khusus yang digunakan untuk memasang balok yang besar di jembatan tol sehingga tak butuh lagi alat crane.

3. PVD di Tanah Lunak
Khusus di lokasi-lokasi tanah lunak, digunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Preloading sebagai treatment.

PVD merupakan salah satu bahan geosintetik yang berbentuk pita terdiri dari inti dan selimut yang dipasang secara vertikal dan berfungsi sebagai penyalur air dari bawah ke atas (vertikal).

Sedangkan preloading adalah salah satu jenis penanganan tanah lunak dengan cara memberikan beban berupa timbunan surcharge yang berfungsi sebagai pengganti beban perkerasan dan lalu lintas selama proses konsolidasi.

4. Teknologi BIM
Apa itu Teknologi BIM? teknologi Building Information Modeling (BIM) adalah teknologi konstruksi digital Indonesia.

“Teknologi BIM saat ini sudah kita gunakan hampir di seluruh ruas pembangunan JTTS, baik dalam fase perencanaan hingga fase konstruksi,” ujar Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro dalam keterangan resmin HK.

Dengan teknologi BIM tak hanya akan mempercepat pembangunan, namun akan mempermudah pekerjaan di lapangan.

Sementara itu, Direktur Operasi II HK, I Wayan Mandia mengatakan, implementasi BIM ini dilaksanakan mulai dari perencanaan main road, struktur mulai dari overpass, underpass, jembatan, box traffic, box drain, simulasi scheduling hingga perhitungan cost estimating.

“Dengan menggunakan BIM, proses approval dokumen dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. BIM ini juga sudah dapat digunakan sebagai pembanding antara perencanaan dengan realisasi di lapangan baik dari segi volume pekerjaan, biaya, maupun penjadwalannya.” jelas Wayan.

Penerapan teknologi BIM juga membuat proses konstruksi bisa menjadi lebih efisien. Pekerjaan yang awalnya dikerjakan oleh banyak orang, dengan BIM bisa dipangkas dengan sejumlah orang saja dan relatif lebih butuh waktu singkat.

5. ERP Berbasis SAP

Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis SAP juga telah diimplementasikan di Proyek Tol Indralaya-Prabumulih. Dengan menggunakan ERP-SAP, seluruh proses bisnis dapat dicatatkan secara real time sehingga memudahkan untuk mengambil keputusan.

6. Nihil Kecelakaan
Kualitas, keselamatan dan kesehatan kerja juga menjadi perhatian utama HKI dalam membangun jalan tol. Di tahun 2022 lalu, Tim Proyek Indralaya-Prabumulih HKI berhasil meraih penghargaan Kecelakaan Nihil dari Kementerian Ketenagakerjaan RI atas periode kerja 2019-2021.

BACA JUGA:Tol Indralaya-Prabumulih Tuntas, Tol Prabumulih-Muara Enim Kapan? Ini Jawaban HK

Melihat teknologi dan inovasi yang diterapkan, pantas saja jika Tol Indralaya-Prabumulih bisa diselesaikan dalam waktu 4 tahun untuk Panjang bentar 65 kilometer.

Saat ini Tol Indralaya-Prabumulih sudah memasuki tahap cek fisik selama kurang lebih dua hari oleh beberapa instansi.

Instansi yang terlibat diantaranya Badan Pengatur Jalan Tol, Bina Marga, Korlantas, BBPJN Sumsel dan instansi lainnya. Semua telah meninjai ke lapangan.


Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya, Tjahjo Purnomo mengatakan, hasilnya nanti akan diumumkan setelah rapat pleno.

Hanya saja ia optimis, SLO (Sertifikat Laik Operasi) Tol Indralaya-Prabumulih akan terbit di akhir bulan Juni. Artinya, jika SLO keluar, maka operasi tol ini sudah bisa dilakukan.

Tol Indralaya-Prabumulih akan melewati beberapa daerah di Sumsel diantaranya Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Muara Enim dan Kota Prabumulih.

Tjahjo optimis, tol yang sempat operasi fungsional Lebaran lalu ini, akan segera resmi operasi tak lama lagi, sesuai jadwal sekitar Agustus 2023. (dpc)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: