Terungkap Fakta Inggris Pernah Menggali Harta Karun Ini di Bengkulu 199 Tahun Lalu, Hitam dan Mematikan!

Terungkap Fakta Inggris Pernah Menggali Harta Karun Ini di Bengkulu 199 Tahun Lalu, Hitam dan Mematikan!

Kapten John Macdonald, Bengal Insinyur di depan Fort Marlborough, Bengkulu, 1794. Peter Archer, 1994-Foto: Dok Arsip Nasional RI-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Kehadiran Inggris di Bengkulu ternyata menyisakan satu fakta baru lagi. 199 tahun lalu tepatnya tahun 1824 ternyata Inggris pernah menggali harta karun di Bengkulu namun berakhir dengan tragis.

 

Dalam catatan sejarah, Inggris meninggalkan Bengkulu sekitar bulan Maret tahun 1825 setelah 140 tahun menduduki Bengkulu sejak 1685.

 

Setahun sebelum meninggalkan Bengkulu inilah Inggris melakukan aktivitas yang mungkin belum banyak diketahui orang yaitu menggali harta karun berwarna hitam yaitu batu bara.

 

Hal ini pun terungkap dari sebuah laporan survey batu bara yang diterbitkan pada tahun 1860 oleh Pieter Van Dijk, seorang ahli geologi Hindia Belanda.

 

Dalam laporan itu, Van Dijk menulis bahwa pada tahun 1824, Inggris pernah melakukan aktivitas tambang batu bara di sebuah daerah di Bengkulu. “Daerah itu bernama Ajer Kamoemoe,” ujar Rendra Regen Rais, penulis yang sedang mengerjakan buku mengenai Semidang Bukit Kabu melalui tulisannya yang dikutip Jambi Ekspres.

 

Ajer Kamoemoe kata Regen, saat ini terletak di Desa Kota Niur, Kecamatan Semidang Lagan Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Sebuah Desa yang dalam kenyataanya memang kaya akan sumber daya batu bara dan kini bahkan sering ditambang secara liar oleh beberapa masyarakat. 

 

Dalam laporan laporan survey batu bara geologi Belanda itu, Van Dijk juga menulis ternyata aktivitas tambang Inggris itu tak berlangsung lama dan hanya berlangsung singkat.

 

Kejadian mematikan yang menghentikan Inggris untuk melanjutkan penambangan. Sebuah kebakaran telah terjadi di tambang Ajer Kamoemoe yang membuat tambang runtuh dan mengakibatkan beberapa nyawa manusia hilang. “Setelah itu eksploitasi batu bara di daerah tersebut dihentikan,” lanjut pria yang lama tinggal di Birmingham United Kingdom ini.

 

Kata Regen, dari catatan sejarah ini, ditemukan pula fakta besar lain, ternyata operasi tambang batu bara di Ajer Kamoemoe Bengkulu ini jauh lebih dulu dilakukan dibanding tambang Ombilin yang ada di Sumatera Barat yang disebut-sebut sebagai tambang batu bara pertama di Indonesia.

 

Tambang batu bara Ajer Kamoemoe Bengkulu dilakukan Inggris pada tahun 1824, sementara tambang batu bara Ombilin mulai dilaksanakan Belanda 68 tahun setelahnya yaitu tahun 1892.

 

“Kebenaran ini seolah-olah telah tersembunyi dalam lipatan sejarah, menunggu untuk ditemukan kembali,” ujar Regen yang juga bekerja di Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu ini.

 

Fakta harta karun yang digali Inggris ini, ditemukan Regen melalui Referensi: Natuurkundig tijdschrift voor Nederlandsch-Indië, Deel XXII. Vijfde Serie Deel II. Derde t/m Zesde aflevering, diterbitkan pada tanggal 1 Oktober 1860. Laporan Survey Batubara oleh Pieter van Dijk (Ahli Geologi Hindia Belanda). Halaman 181 - 217).

 

“Saat saya melanjutkan pekerjaan saya dalam menyelesaikan buku tentang Semidang Bukit Kabu, saya akan membawa semangat dan rasa ingin tahu yang sama dalam mengungkap cerita dan fakta baru. Dan siapa tahu, mungkin saja suatu hari nanti, saya akan menemukan kisah seru lainnya yang tersembunyi dalam lipatan sejarah, menunggu untuk diceritakan kepada dunia,” lanjutnya lagi.(dpc)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: