Tersembunyi Dalam Lipatan Sejarah Ternyata Tambang Batu Bara Tertua RI Bukan di Ombilin Tapi di..

Tersembunyi Dalam Lipatan Sejarah Ternyata Tambang Batu Bara Tertua RI Bukan di Ombilin Tapi di..

Sebuah laporan survey batu bara yang diterbitkan pada tahun 1860 oleh Pieter van Dijk, seorang ahli geologi Hindia Belanda. -Dok: Difoto ulang Rendra Regen Rais-

JAMBIEKSPRES.CO.ID - Tersembunyi dalam lipatan sejarah, ternyata tambang batu bara tertua di RI bukanlah di Ombilin Sumatera Barat. Sebagai seorang yang sedang mengerjakan buku mengenai Semidang Bukit Kabu, saya kali ini menemukan diri saya terhanyut dalam labirin literatur dan dokumen sejarah yang tak terhitung jumlahnya. 

 

Namun, tak pernah terlintas di benak saya bahwa beberapa hari ini saya menemukan suatu fakta sejarah baru yang menarik dan penting, yang akan mengubah pemahaman kita tentang sejarah industri batu bara di Indonesia.

 

Pencarian saya akan informasi tentang Semidang Bukit Kabu membawa saya menemukan sebuah laporan survey batu bara yang diterbitkan pada tahun 1860 oleh Pieter van Dijk, seorang ahli geologi Hindia Belanda. 

 

Dalam laporan tersebut, Van Dijk menyebut sebuah daerah bernama Ajer Kamoemoe, yang terletak di Bengkulu. Ia menulis bahwa di tempat itu, Inggris telah melakukan penambangan batu bara sebelum mereka meninggalkan Bengkulu pada tahun 1824.

 

Saya terkesima! Selama ini kita menganggap tambang batubara tertua di Indonesia adalah tambang Ombilin di Sumatera Barat yang mulai beroperasi pada tahun 1892. 

 

Namun, penemuan ini menunjukkan bahwa penambangan batu bara telah dimulai jauh lebih awal di Bengkulu. Kebenaran ini seolah-olah telah tersembunyi dalam lipatan sejarah, menunggu untuk ditemukan kembali.

 

Membayangkan bagaimana kehidupan di tambang batu bara tersebut pada awal abad ke-19 adalah hal yang menarik.

 

Bagaimana para pekerja mengeksploitasi sumber daya alam yang melimpah ini, dan bagaimana mereka berjuang untuk menghadapi bahaya yang tak terduga, seperti kebakaran yang menyebabkan runtuhnya tambang dan kehilangan beberapa nyawa manusia.

 

Kehidupan mereka pasti penuh dengan cerita dan perjuangan yang tak terhitung jumlahnya.

 

Tak hanya itu, penemuan ini juga mengajarkan kita pentingnya terus mengeksplorasi sejarah dan menggali informasi yang mungkin belum ditemukan. 

 

Seringkali, fakta-fakta baru ini mengungkapkan wajah sejarah yang lebih kompleks dan kaya daripada yang sebelumnya kita ketahui. Ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa masih banyak cerita menarik yang menunggu untuk ditemukan dalam sejarah kita.

 

Ajer Kamoemoe saat ini terletak di Desa Kota Niur, Kecamatan Semidang Lagan, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. 

 

Menurut catatan dalam laporan tersebut, penambangan batu bara oleh Inggris di Ajer Kamoemoe berlangsung sebelum Inggris meninggalkan Bengkulu pada tahun 1824, yang jauh lebih awal daripada awal operasi tambang batubara Ombilin pada tahun 1892. 

 

Namun, penambangan di Ajer Kamoemoe hanya berlangsung dalam waktu singkat karena kebakaran yang terjadi di tambang, yang mengakibatkan runtuhnya tambang dan kehilangan beberapa nyawa manusia. Setelah kejadian ini, eksploitasi batubara di daerah tersebut dihentikan.

 

BACA JUGA:Air Mata Manusia Rantai Menggali Terowongan Tambang Batu Bara Ombilin

 

Saat saya melanjutkan pekerjaan saya dalam menyelesaikan buku tentang Semidang Bukit Kabu, saya akan membawa semangat dan rasa ingin tahu yang sama dalam mengungkap cerita dan fakta baru. 

 

Dan siapa tahu, mungkin saja suatu hari nanti, saya akan menemukan kisah seru lainnya yang tersembunyi dalam lipatan sejarah, menunggu untuk diceritakan kepada dunia. (*)

 

Referensi:

Natuurkundig tijdschrift voor Nederlandsch-Indië, Deel XXII. Vijfde Serie Deel II. Derde t/m Zesde aflevering, diterbitkan pada tanggal 1 Oktober 1860. Laporan Survey Batubara oleh Pieter van Dijk (Ahli Geologi Hindia Belanda). Halaman 181 - 217).

 

Penulis:

Rendra Regen Rais

Lahir di Kerinci Jambi, Tinggal di Kota Bengkulu

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: