“Happines”

“Happines”

ilustrasi--

“Cinta itu krusial, punya politik tersendiri katanya, soalnya tiap orang punya strategi, resiko dan caranya masing – masing, Angel. Cinta itu nggak melulu soal dua manusia punya rasa yang sama kemudian punya tujuan yang sama, hidup bahagia dan jadi teman hidup menua. Nggak begitu, Angel.” Aryakan lelah, selalu saja seperti ini, soal argumen mereka yang nggak pernah menemukan titik tengah, soal ia dan hatinya yang selalu bimbang dan sulit ambil keputusan, dan Angel dengan tabitnya yang tak suka berlama – lama dalam hal tak pasti.

“Lalu kapan?” Tanya Angel. Aryakan diam, tak menjawab, berniat berlalu meninggalkan Angel begitu saja.

“Aryakan…cerita lamanya sudah ya, hidup yang lama, buat rangkai cerita yang lebih layak, soal peran utamanya, kali ini maaf ya, nggak bisa menemani lebih lama,” Angel berkata pelan, tapi masih jelas sampai di telinga Aryakan. Iya, Aryakan dan Angel tidak bergadang tanpa alasan, selain memang minus perhitungan uang tempat mereka bekerja, hari itu hari terkahir Angel menjadi teman yang terjebak sebagai figur kekasih Aryakan. Keduanya sepakat, habiskan malam layaknya teman, meniti yang harusnya, menjalankan apa yang harunsya memang selayaknya terjadi. Angel cinta, tapi Aryakan terlalu lama biarkan ia terombang – ambing di Samudra tanpa sebuah ikatan yang bisa buat Angel jadikan jaminan, kalo ia akan aman dan jadi prioritas Aryakan.

Angel biar lepas, cukup sudah soal gelisah hatinya perihal ia dan Aryakan yang sampai detik ini tak beri kejelasan, Angel biar buat lembar cerita baru, biar Aryakan juga buat lembar cerita lainnya yang baru yang peran utamanya kini bukan lagi berdua. Dan Aryakan biar belajar, untuk mempertahankan orang butuh jaminan, sebab cinta dan kasih sayang itu dinamis, hari ini bisa jadi sepasang kekasih di puja dunia, bisa jadi esok tak lagi saling menyapa. (*)


Ari Hardianah Harahap--

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: