2024, Tol Jambi-Palembang Selesai Selanjutnya Tol Jambi-Rengat
Mega proyek Jalan Tol Trans Sumatera dihadapi dengan berbagai persoalan di lapangan termasuk pembebasan lahan. Foto : Dok BPJT --
Total uang ganti keuntungan mengatakan yang sudah dibayarkan hingga akhir tahun 2022 ini kata Mellia, sudah dikucurkan dana sebesar sekira Rp 150 miliar.
Sedangkan, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Muaro Jambi Ahmad Al Kausar menjelaskan untuk pembebasan lahan di Jambi-Betung ini sudah selesai.
"Kalau untuk pembebasan itu sudah semua, tinggal lagi untuk pembayaran yang belum," ujarnya.
Sebelumnya meskipun saat ini masih dalam proses pembebasan lahan pada pembangunan tol, dilakukan juga pembahasan desain ruas tol yang dibagi dalam lima paket pengerjaan.
Pada paket pertama, dari batas Provinsi Sumatera Selatan ke Tempino, Kabupaten Muaro Jambi.
Kemudian dari Tempino ke Simpang Ness sepanjang 18 Km.
Selanjutnya dari Simpang Ness ke Cinto Kenang, Sengeti Kabupaten Muaro Jambi dengan panjang 15 Km.
Lalu, dari Cinto Kenang ke Merlung, Kabupaten Tanjab Barat dan dari Merlung ke batas Riau yang masih dalam tahap pembebasan lahan, karena sebagian tanah dimiliki PT WKS (Jambi).
Tahap awalnya tentu pembangunan tol ditargetkan sepanjang 15 kilometer dari Betung ke Tempino.
Pembebasan lahan untuk ruas tol dari Batas Sumatera Selatan ke Cinto Kenang, Muaro Jambi sudah diinventarisasi sebesar 75 persen, dan sejauh ini tidak mengalami kendala.
Harapannya dalam beberapa bulan ke depan tender pembangunan sudah dapat dilakukan, dan pembangunan sudah bisa dimulai pada 2023.
Selanjutnya 2024 sudah biisa digunakan dan diresmikan oleh Bapak Presiden Jokowi.
Menurut Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Jambi Bosar Pasaribu di Jambi dilansir dari Antara, belum lama ini, ruas tol dari Nes menuju Sengeti akan memotong Sungai Batang Hari dengan panjang sekitar 500 meter.
“Konstruksi pembangunan jembatan yang melintasi Sungai Batang Hari tersebut masih dalam tahap pemilihan tipe jembatan.
Ada dua desain yang disediakan, yaitu menggunakan terowongan di bawah tanah atau pilihan keduanya adalah jembatan biasa pada umumnya yang sering kita lihat,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: