Di Sudut Kota, Ada Kita Prolog: “Di Sudut Kota, Ada Kita”
Ari Hardianah Harahap--
“Manusia itu sempurna dengan apa adanya, jangan lagi diubah– ubah, jangan lagi ditambah – tambah, nggak ada proporsimanusia yang salah, semua tepat dalam porsinya. Sekarangtinggal visinya, resmi juangnya selesai, atau berhenti tanpapernah memulai”
-Di sudut kota, ada kita
>>>***<<<
Riuh musik terdengar bersahut – sahutan, teriakan manusia dan dentuman drum serta bass berkolaborasi menjadi satu, di ataspanggung megah. Gerakan bertenaga ditampikan denganekspresi yang tak kalah leluasa. Dari berbagi sisi, proporsinyasempurnya, wajahnya, tubuhnya, dan orang – orang dibawahsana yang mendukungnya, tidak terhitung berapa banyakmanusia yang kini menyaksikannya. Luka dan lelahnya terbayar, ia bisa berbahagia dengan tangis haru diakhir nanti, bersamaorang – orang yang ia kasihi.
“AYANA SAY HELLO!!!!” teriaknya dengan mic ditangannya, menunjuk gadis kecil dengan bando kelap kelip di kepalanya. Gadis itu tertawa riang melambai dengan semangat, atensi orang – orang meneriakinya dengan gemas, sedang diatas panggungsana ia dikagumi oleh berbagai generasi, pemuda yang intelektual, berwibawa, mandiri dan lebih – lebih lagi, sayangkeluarga.
“What’s up people!!!” Sapanya yang dibalas dengan teriakanheboh, ia banjir keringat, seluruh pakaiannya basah. Namun, iatidak risih sama sekali, inilah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: