>

Senjata Kampilan Sebagai Identitas Perjuangan Rakyat Jambi

Senjata Kampilan Sebagai Identitas Perjuangan Rakyat Jambi

Saat kegiatan Seminar Kajian Senjata Kampilan di Aula MPRJ--

JAMBI, JAMBIESKPRES.CO.ID - Kampilan adalah pedang panjang yang merupakan senjata tradisional pedang mata satu berbentuk lurus dan panjang serta melebar di ujungnya dengan terdapat candik ataupun tidak serta gagang atau hulu tangkai bercabang. Senjata ini adalah jenis senjata tebas yang berasal dari Filipina dan menyebar sampai ke wilayah timur Jambi yaitu Tanjung Jabung Barat, maupun daerah lainnya di Indonesia


Sambutan Kasubbag TU Museum Siginjei, Syafriani, S.E--

Pedang Kampilan sering digunakan bahkan menjadi senjata utama dalam pertempuran oleh pejuang Jambi untuk merebut kemerdekaan melawan penjajah belanda pada zaman dulu. Keberadaan Senjata Kampilan saat ini tidak lagi digunakan masyarakat Jambi untuk kegiatan sehari-hari, namun lebih menjadi koleksi di Museum Perjuangan Rakyat Jambi.

Menilai pentingnya keberadaan Senjata Kampilan ini sebagai salah satu benda bersejarah yang ada di Provinsi Jambi, Museum Perjuangan Rakyat Jambi (MPRJ) mengadakan Seminar Kajian Senjata Kampilan tersebut, dengan tujuan mengangkat kembali nilai-nilai sejarah perjuangan yang ada di Provinsi Jambi. Seminar kajian itu dilaksanakan di Aula MPRJ pada Jumat (11/11/2022) yang dimaksudkan juga untuk memperingati Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November 2022.


Foto bersama usai kegiatan seminar--

Peserta dalam kegiatan seminar kajian ini yaitu sebanyak 65 orang yang terdiri dari dosen, guru sejarah setingkat SMP dan SMA, dan mahasiswa dari perguruan tinggi yang ada di Jambi. Sedangkan pemateri dalam kegiatan ini yaitu Pamong Budaya Madya di Museum Siginjei (Drs. Ujang Hariadi), Dosen Arkeologi Unja (Irsyad Leihitu).

Kegiatan Seminar Kajian Senjata Kampilan turut pula dihadiri oleh Kasi Pengelolaan Koleksi Museum Siginjei (Mudzakir), Kasubbag TU Museum Siginjei (Syafriani), Kepada Satker MPRJ (Meylizarni Asroel).


Pemberian doorprize kepada salah satu peserta seminar--

Kasi Pengelolaan Koleksi Museum Siginjei, Mudzakir, S.Pd mengatakan, pedang ini pernah digunakan oleh pasukan Selempang Merah dalam menghadapi tentara Belanda di Kuala Tungkal pada masa perang kemerdekaan RI tahun 1949. Dan menjadi identitas perjuangan rakyat Jambi melawan penjajahan Belanda. “Setelah seminar kajian ini diharapkan ada kelanjutannya, tidak hanya sebatas seminar saja, namun dapat terus diperkenalkan pada generasi penerus,” ujarnya. (kar)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: