Masa Kecil Brigadir J Suka Pakai Baju Putih Bahkan Hingga Hari Kematian

Masa Kecil Brigadir J Suka Pakai Baju Putih Bahkan Hingga Hari Kematian

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.IDKuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mempertanyakan di mana lokasi baju Brigadir J saat pembunuhan.

Dalam postingan di halaman Facebooknya, Roslin Emika mengungkapkan bahwa Brigadir J dari kecil suka menggunakan baju putih, hingga meninggal pakai baju putih. 

“Kami dengar dari media waktu CCTV dibuka terakhir sampai di rumah Irjen Ferdy Sambo dia juga pakai baju/ kaos putih  kami nyakin nak hatimu selalu putih dalam menjalankan tugas mu sebagai Abdi Negara,” tulis Roslin Emika.

Bersamaan dengan postingannya, Roslin Emika juga menyertakan beberapa foto masa kecil Brigadir J bersama keluarga.

Foto-foto yang mengambarkan perjalanan hidup Brigadir J, mulai di digendong oleh sang ibu Rosti Simanjuntak serta suasana ulang tahun, terlihat bahwa sebagian besar Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat menggunakan baju putih.

Terkait dengan baju yang digunakan oleh Brigadir J saat kejadian Polisi tembak Polisi dengan Bharada E d rumah dinas Ferdy Sambo, Kamaruddin menekankan jika baju Brigadir J yang dipakai saat kejadian penembakan bisa jadi saksi bisu.

 

Pasalnya dalam pakaian yang digunakan Brigadir J atau barang-barang akan tersimpan jejak penembakan.

Hal ini diungkapkan Kamaruddin di kanal YouTube Refly Harun degan judul "GEMPAR! KETERANGAN TERBARU PENGACARA: OTAK BRIGADIR J HILANG DARI KEPALA!" yang diunggah pada 29 Juli 2022.

Kamaruddin meyakini baju yang dipakai Brigadir J dapat menjadi petunjuk sangat penting.

 

"Demikian juga bajunya. Kita juga tidak tahu. Dimana baju PDH, kaos kaki dan sepatu almarhum. JP milik Brigadir J dan pakaian saat dia dibunuh juga tidak diketahui siapa yang menguasai," terangnya.

Sebab di baju itu pasti terdapat bekas lubang tembakan, bercak darah dan serbuk mesiu.

"Andaikan pakaian itu dimunculkan, saya yakin di situ akan terlihat jejak-jejak pembunuhan," pungkas Kamaruddin.

Di sisi lain, pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak juga buat pengakuan mengejutkan,

 

Pengakuan Kamaruddin kali ini perihal adanya jahitan di hidung jenazah Brigadir J.

Sedangkan saat terjadinya peristiwa tewasnya Brigaadir J, setelah mendalami 20 video dari 27 CCTV antara Magelang dan Jakarta, pihak Komnas HAM ungkap Ferdy Sambo tidak PCR saat menjawab panggilan dari istrinya Putri Candrawathi.

 

Hal ini berbeda dengan apa yang disampaikan oleh pihak Polri melalui Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Senin 11 Juli 2022.

Brigjen Ramadhan mengatakan bahwa Kadiv Propam Irjen Sambo tidak ada di rumah karena sedang PCR. 

Ahmad Taufan Damanik selaku Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengatakan bahwa saat Putri Candrawathi menghubungi, Ferdy Sambo sedang di mobil dan menuju ke suatu tempat tidak PCR.

 

Begitu menerima panggilan telephone, mobil berhenti dan terlihat Ferdy Sambo berlari mendatangi rumah dinas tempat kejadian Polisi tembak Polisi yang menewaskan Brigadir J ditangan Bharada E.

“Yang PCR itu Ibu, ADC, ART termasuk Brigadir J di rumah pribadi yang terletak tak jauh dari rumah dinas, sedangkan Ferdy sambo tidak ikut PCR,” tambah Taufan.

“Pihak Komnas HAM hingga saat ini masih belum mengetahui Ferdy Sambo melakukan PCR dimana dan kapan, kami akan mencoba lagi untuk menggali lagi informasinya,” jelas Taufan.

Masih dengan Taufan, setelah melakukan PCR rombongan Ibu dan ADC pindah ke rumah tempat terjadinya penembakanBrigadir J (TKP).

Beberapa menit kemudian pak Ferdy Sambo juga terlihat meninggalkan rumah dengan ADC yang sama dan patwal yang sama.

“Namun tak lama berselang mobil berhenti, yang dikatakan oleh penyidik karena Ferdy Sambo menerima telephone dari istri terkait dengan peristiwa penembakan Brigadir J,” lanjut Taufan.

Taufan menambahkan bahwa Ferdy Sambo berlari mendatangi TKP.

Tak lama berselang, dari CCTV lainya terlihat, Ibu Bersama asistennya berjalan menuju rumah pribadi dengan menanggis.

Terkait dengan pemeriksaan Bharada E tentang penembakan yang terjadi, Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak Komnas HAM, Bharada E mengakui bahwa dia menembak Brigadir E.

 

Pengakuan tersebut diungkapkan oleh Taufan mengatakan bahwa Bharada E menjelaskan bahwa dia juga melakukan penembakan dari jarak kurang lebih 2 meter saat Brigadir J tersungkur.

Taufan menjelaskan bahwa dalam aksi Polisi tembak Polisi yang menewaskan Brigadir J, begitu sampai ke rumah Fredy Sambo, Bharada E naik ke ruangan yang berada di lantai 2.

Tak lama Bharada E mendengarkan teriakan dan langsung menghampiri, namun disambut dengan tembakan dari Brigadir J.

Masih dengan Taufan, Bharada E mengatakan bahwa dia berhasil menghindari tembakan tersebut dan mengambil senjata dilanjutkan membalas tembakan Brigadir J. 

“Bharada E berhasil mengenai Brigadir J dan tersungkur, kemudian Bhrada E mendekati kemudian menembakan 2 kali untuk memastikan jika Brigadir J benar-benar dilumpuhkan,” tambah Taufan. (disway)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: