>

Kemarau Ancam Ekonomi Jambi

Kemarau Ancam Ekonomi Jambi

Di Kota Jambi sendiri sekitar 100 hektare lahan persawahan milik masyarakat di Kota Jambi, terancam kekeringan. Hal ini diakui oleh Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kota Jambi, Teguh Wiyono, kepada harian ini, kemarin (4/9).

                Disebutkannya, 100 hektar lahan itu berada di wilayah Kecamatan Danau Teluk. “Ada 100 hektar lahan yang terancam kekeringan. Namun saat ini belum kekeringan. Baru indikasi akan terjadi kekeringan,” katanya.

                Dirinya menyebutkan, petani di lokasi tersebut, memang sedikit terlambat melakukan penanaman lahan persawahannya. Hal itu, sambungnya, dikarenakan cuaca yang tak menentu. Pasalnya, pada masa bercocok tanam, kondisi cuaca di Kota Jambi tak menentu.

                “Selain di Danau Teluk, petani di Kecamatan Jambi Timur juga kemarin terlambat melakukan penanaman. Disana ada sekitar kurang lebih 100 hektare juga. Indikasi bakal kekeringan juga bisa saja terjadi disana. Namun, kita belum menerima laporan terkait indikasi kekeringan itu. Sejauh ini disana masih baik,” jelasnya.

Yang agak mengembirakan dari Bungo, dilaporkan bahwa Kadis Pertanian dan Hortikultura Bungo, Harmadji menyebutkan, belum ada laporan dari petani, adanya sawah mereka yang kekeringan akibat musim kemarau ini. Menurutnya, lahan persawahan di Kabupaten Bungo, hampir tidak ada yang kesulitan air. Dengan demikian, semua sawah tidak ada yang mengalami kekeringan, bahkan yang musim tanam baru-baru ini diperkirakan panen sebulan kedepan.

Dari Kerinci sendiri dilaporkan, akibat kekeringan petani tidak bisa melakukan penanaman padi. Saat ini ratusan hektar sawah milik petani tidak bisa untuk ditanam kembali. Pasalnya, ratusan hektare sawah ini mengalami kekeringan dan susahnya mencari sumber air.          Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kerinci, Bambang Karyadi, dikonfirmasi oleh harian ini mengatakan, saat ini Kerinci begitu juga Sungaipenuh memasuki musim tanam, paska panen padi dua bulan lalu.

          Namun, kata Bambang, petani di Kerinci saat ini tidak bisa kembali turun kesawah untuk menanam padi, karena kondisi sawah yang kekeringan. “Gagal panen tidak ada, karena Kerinci baru selesai panen, namun permasalahnya sekarang petani tidak bisa menanam kembali, karena sawah mereka mengalami kekeringan,”ujar Bambang.  

 Dari Kabupaten Muarojambi dilaporkan bahwa ratusan hektar padi yang ada saat ini masih tergolong aman dari bencana Puso, sebab kondisi kemarau ini telah diprediksi oleh petani jauh-jauh hari.
\"Hampir seluruh padi di Muarojambi aman dari ancaman puso, yang dihadapi petani saat ini hanya kekeringan namun saat ini seluruh padi telah menguning siap dipanen jadi tidak akan ada yang terna Puso,\"ujar Kadis Pertanian Kabupaten Muarojambi Ir. Darwin Sitanggang.

(arm/fth/wsn/era/zha/hdi/dhi/fad/yos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: