Kemarau Ancam Ekonomi Jambi

Kemarau Ancam Ekonomi Jambi

Ratusan Ha Sawah Kekeringan

JAMBI - Musim kemarau yang terjadi saat ini diprediksikan bisa berdampak kepada ekonomi Jambi. Apalagi dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi Jambi disupport oleh pertanian sub sektor perkebunan dan sub sektor pertambangan yang memberikan kontribusi besar.

\'\'Jika harga di komoditi perkebunan anjlok, penerimaan petani turun, berdampak kepada pertumbuhan ekonomi daerah. Dan mengganggu stabilitas pendapatan petani,\'\' ungkap pengamat ekonomi, Dr Pantun Bukit.

Ini katanya, belum lagi dengan beban kredit yang harus ditanggung petani. Jika mereka memiliki kredit, lanjutnya,  likuiditas petani juga terganggu. \'\'Ini tentu sudah menganggu dunia perdagangan,\'\' tukasnya. Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah harus melakukan upaya untuk memperbaiki ekonomi tersebut. Salah satunya dengan menaikkan daya tawar petani. \'\'Bisa dengan memberikan subsidi dan bisa juga dengan memberikan bantuan lainnya. Kan pemerintah punya APBD,\'\' tukasnya.

Kepala Biro Ekbang dan SDA Provinsi Jambi, Henrizal mengatakan pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa. Dia menilai, kejadian turunnya harga karet dan produktivitas karet karena kemarau memang terjadi setiap tahun. “Kita Tidak bisa berbuat apa-apa,” tandasnya, saat di temuai harian ini di kantornya, kemarin.

Alternatif yang lain yang harus dilakukan oleh pemerintah, menurut Hendrizal, pemerintah harus mempunyai industri hilir. “Inilah mimpi-mimpi kita,” tandasnya. Apabila Jambi juga tidak mempunyai Industri hilir, setiap tahunnya, gejolak harga karet pasti akan akan terjadi.

“Rencana pendirian industri hilir ini memang sudah di rencanakan oleh pak gubernur. Tapi, belum terlaksana dengan maksimal,” ujarnya, seraya mengatakan di Jambi hanya ada satu industri hilir.

Sementara itu, 900 Hektar sawah yang terletak di Kecamatan Tebo Ilir terancam gagal panen. Hal ini di karenakan karena kurangnya curah hujan dalam beberapa minggu belakangan ini. Meski saat ini genangan air masih ada, akan tetapi tidak banyak. Berkemungkinan besar jika dalam beberapa minggu ke depan jika tidak terjadi hujan maka panen di tahun ini akan gagal.

Hal ini di jelaskan langsung oleh, Peltu Kadis Pertanian Amsiridin,SP melalui Kabid TPH (Tanaman pamngan Holtikultura) Kembar Nainggolan kepada harian ini kemarin (04/09). Untuk saat ini berdasarkan hasil pantauan kami, untuk kawasan areal persawahan yang terletak di Kecamatan Tebo Ilir seluas 900 Hektar bakal terancam gagal panen. Hal ini dikarenakan, kurangnya curah hujan dalam beberapa minggu belakangan terakhir ini.

“Sawah seluas 900 hektare yang terletak di kawasan areal persawahan di kecamatan Tebo Ilir terancam gagal panen. Dan ini di karenakan kurangnya curah hujan dalam beberapa minggu terakhir belakangan ini,\'\' ujarnya.

Meski saat ini masih ada genangan air, namun tidak menutup kemungkinan dalam beberapa hari lagi akan habis genangan air tersebut akan habis. Dan juga jika dalam beberapa minggu kedepan tidak terjadi hujan maka berkemungkinan besar 900 hektare sawah akan gagal panen.

“Jika dalam beberapa hari atau beberapa minggu kedepan tidak terjadi hujan maka berkemungkinan besar sawah seluas 900 hektar akan gagal panen, “ujarnya lagi.

Dari Sarolangun juga dilaporkan,di desa Muaro Duo kecamatan Batang Asai terdapat sekitar dua puluh lima hektar sawah warga telah mengalami kekeringan. Hal ini diungkapkan Ir. Dede Hendri kepala dinas pertanian kabupaten sarolangun kemarin (4/9), menurut Dede Hendri secara umum persawahan masyarakat yang ada di kabupaten sarolangun ini sudah mengalami kekeringan, walaupun ada yang belum kekeringan itu hanya sebagian kecil.

“Di kabupaten Sarolangun ini terdapat sekitar tiga ratus hektare sawah yang bersumber dari APBN, belum lagi yang berasal dari swadaya. Namun dari ratusan hektar sawah tersebut saat ini yang masih dalam tahap penanaman sebanyak 25 hektar dan kondisinya terancam tidak panin, sedangkan yang lainnya sudah panen sebelum puasa lalu,” ujar Dede Hendri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: