Target Teroris Mulai Acak
Polisi Sebut Bom Tak Meledak Murni Takdir
JAKARTA---Tim Detasemen Khusus 88 Polri yang sebagian besar masih berada di Poso punya pekerjaan tambahan. Mereka diperintahkan bergeser ke Makassar, Sulawesi Selatan. Gara-garanya, adalah serangan bom pipa pada gubernur incumbent yang maju pilkada lagi, Syahrul Yasin Limpo.
\"Ada penyidik kita yang bergerak ke Makassar untuk membantu Polda Sulsel, ini memang satu rangkaian terror,\" kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar kemarin. Dia menjelaskan, pelaku itu diduga terkait langsung dengan kelompok yang sedang diburu di Poso.
\"Ini membuktikan target mereka memang mulai acak. Ini serangan terbuka pertama kepada kepala daerah , dan di tempat yang sangat ramai,\" kata Boy. Ini berbeda 180 derajat dengan modus dan panduan operasi kelompok terorisme yang berlakuy saat ini yakni hit and run (serang dan lari).
Bahkan, pelemparan bom pipa itu dilakukan di tengah ratusan orang yang tentu saja resikonya pasti tertangkap dan dihajar. \"Kami selidiki kenapa bisa berubah seperti itu. Ini bisa dimaknai dua hal, mereka mengubah pola atau memang benar-benar merasa frustasi dan menyerang secara random,\" kata Boy.
Bagaimana dengan pengakuan pelaku dibayar oleh pihak tertentu ? Hal itu juga masuk sebagai bagian dari analisis motif. Apalagi, Syahrul Yasin Limpo sedang berlaga di pilkada yang kental motif politik. \"Bisa saja itu kesaksian palsu, kita dalami,\" katanya.
Lantas, mengapa bom tidak meledak ? \"Itu kita syukuri, karena memang benar-benar takdir. Kalau dari laporan tim, rangkaian dan bahannya memang bom. Jadi, syukur Alhamdulillah rencana itu gagal dan ribuan nyawa selamat,\" katanya.
Selain pelaku bernama Awaludin, Densus Polda Sulsel juga sudah menangkap tersangka lain bernama Andika. Keduanya kini masih diperiksa intensif, termasuk kemungkinan adanya nama lain yang terlibat.
\"Yang pasti, setelah kita operasi besar-besaran di Poso, anggota kelompok-kelompok ini tercerai berai. Mereka tiarap, dan lari keluar Poso,\" kata mantan kanit negosiasi Densus 88 Polri itu.
Barang bukti yang disita dari kelompok teror jaringan poros Poso-Makassar ini adalah sebuah bom pipa, sebuah revolver, lima buah amunisi, dan dua buah alat komunikasi dari tangan Awaluddin dan sebuah pistol dari Andika. Saat kejadian, Yasin Limpo tengah berpidato di panggung di depan Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar.Yasin Limpo berpidato dalam acara jalan santai ribuan warga untuk memperingati HUT ke-48 Partai Golkar.
Saat dibogem ramai-ramai, pelaku mengaku hanya disuruh seseorang dengan imbalan Rp 500 ribu. Dia juga mengaku tak tahu jika benda yang dilemparkannya bom dan berbahaya.
(rdl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: