>

Caleg DPR RI Bersaing Ketat

Caleg DPR RI Bersaing Ketat

Apalagi jumlah kursi yang diperebutkan itu hanya tujuh kursi, ingin sangat terbatas karena peminatnya sangat banyak. Pasti ada yang harus mengalah atau dikalahkan untuk mendapatkan tiket partai ini. Partai juga akan selektif dalam memilih caleg. Karena partai sebagian besar bukan berbasis kader murni, cenderung untuk mendulang suara ingin yang instan.

“Yang dipilih tentu orang yang punya popularitas tinggi dan punya sumber dana yang cukup untuk memobilisir masa. Dua hal ini yang perlu untuk mendulang suara. Kalau tidak seperti ini partai akan kesulitan dalam mendulang suara, sementara kebutuhan partai itu untuk mendulang suara,” ujarnya.

Dengan adanya perebutan tiket untuk duduk sebagai wakil rakyat ini akan berdampak kepada kemungkinan pecahnya soliditas kader suatu partai. Untuk itu, suatu partai seharusnya punya mekanisme yang jelas dalam menyeleksi caleg.

“Kalau sistemnya jelas kecenderungan untuk ribut bisa diminimalisir. Misalnya persyaratan yang mau nyaleng harus hadir dalam setiap kegiatan partai dan lainnya. Kalau ada kriteria semacam ini, bagi yang tidak bisa memenuhinya harus ditolak oleh tim seleksi. Jangan terakhir datang dan menyumbang banyak, lalu ini dipilih. Ini tidak sehat bagi partai dan tidak membentuk kader yang loyal,” tukasnya.

Dengan tidak adanya jaminan sesorang bisa menjadi caleg, kader tidak akan loyal dengan partainya. Loyalitas ini selalu berhubungan dengan manfaat apa yang bisa dia ambil dan apa keuntungannya jadi kader.

“Misalnya apakah dia dilindungi, dapat jaminan jadi caleg misalnya. Kalau tidak seperti ini orang cenderung tidak mau loyal terhadap partai,” tandasnya.

Sementara itu, Dasril Rajab, Pengamat Politik Jambi perebutan tiket partai yang berujung dengan perpecahan kader ini dikarenakan dalam memutuskan caleg suatu partai tidak taat kepada aturan yang telah disepakati. Masing-masing partai tentu punya tata cara pencalegan yang tercantum dalam AD/ART.

“Disitu ditentukan beberapa kriteria-kriteria, seperti pendidikan, pengalaman dan lain sebagainya. Kalau ini dituruti kemungkinan perpecahan bisa dihindari,” ujarnya.

Tapi persoalannya, ada kader yang merasa dirinya sudah lama mengabdi dan tidak pernah dicalonkan, tapi ada calon yang mendadak dengan beberapa keunggulan, seperti mempunyai uang banyak dan punya masa ini lebih didahulukan.

“Ketaatan terhadap peraturan mulai diabaikan, sehingga terjadilah ketidaksenangan dari anggota partai. Maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi disintegrasi dari partainya,” katanya.

Dengan persoalan ini, akan ada kader yang pindah partai karena melihat prospek ke depan lebih menjanjikan. Bisa juga karena pengurus partai yang pilih kasih, yang lebih mengutamakan keluarganya atau orang-orang dekatnya. Sedangkan dampaknya terhadap partai, menurut Dasril relativ. Tergantung siapa yang keluar dari partai tersebut atau berapa banyak yang keluar. “Kalau pindahnya satu dua tidak terpengaruh, tapi kalau banyak, tentu basis partai juga akan berpindah,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua DPC Demokrat Kota Jambi, As Budianto kepada harian ini mengaku dirinya telah mendaftarkan diri untuk menjadi Caleg DPR RI.

“Kita sudah mendaftarkan diri untuk caleg DPR RI Dapil Jambi,” ujarnya.

Mengenai peluang, ia menyerahkan sepenuhnya kepada partai tempat ia bernaung. Ia enggan memastikan dirinya bisa maju atau tidak. “Untuk keputusannya kita serahkan kepada partai,” katanya.

Herman Kadir yang saat ini juga duduk sebagai Anggota Komisi II DPR RI juga menyatakan akan kembali maju sebagai wakil rakyat di Senayan Dapil Jambi. “Insyaallah saya akan maju lagi ke DPR RI,” sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: