Navigasi Mati, Pesawat Tabrak Landasan

Navigasi Mati, Pesawat Tabrak Landasan

SAN FRANCISCO - Dua orang tewas dan lebih dari seratus orang terluka dalam peristiwa kecelakaan pesawat penumpang milik maskapai penerbangan Korea Selatan, Asiana Airlines, yang jatuh saat mendarat di Bandara Internasional San Francisco, Amerika Serikat, Sabtu (6/7) pukul 11.30 atau Minggu (7/7) pukul 4.30 WIB.

 Pesawat Boeing 777 yang membawa 307 penumpang itu bertolak dari Seoul, Korea Selatan. Perinciannya, 141 orang berasal dari Tiongkok, 77 warga Korea Selatan, dan 61 warga AS.

 Diduga, pesawat mengalami kecelakaan karena terbang terlalu rendah ketika akan mendarat. Akibatnya, pesawat terempas di ujung landasan dengan sangat keras. Beberapa saksi mata melaporkan melihat bola api dan pesawat berputar-putar sebelum mendarat dengan perut pesawat hingga di ujung landasan. Ekor pesawat turun dan api kemudian mulai menjalar melalui atap kabin.

 \"Semua terjadi dalam sepuluh detik. Kami mendengar ledakan yang sangat keras dan kemudian berakhir,\" kata Vedpa Singh, salah seorang penumpang yang mengalami patah tulang, seperti dikutip USA Today.

 Sementara itu, penumpang lain, Benjamin Levy, menggambarkan kengerian dalam pesawat saat kecelakaan. Seluruh penumpang berteriak dan banyak para penumpang yang mengalami luka di bagian kepala. \"Kami mendekat ke bandara dengan sangat baik, tapi kami terlalu rendah,\" kata Levy seperti dikutip NBC News.

 Karena pesawat terlalu rendah dan diperkirakan tidak mencapai landasan, pilot pun menambah tenaga atau kecepatan untuk memperbaiki posisi pesawat. \"Saat pilot melakukan itu, menambah kecepatan untuk mengoreksi posisi, itu sangat terlambat. Kami pun terempas ke landasan dengan sangat buruk, kami melambung lagi, dan mendarat dengan sangat keras,\" tambah Levy.

 Stefanie Turner, penumpang lain, mengatakan bahwa pesawat menghantam landasan pada bagian ekor. \"Ekornya terlalu rendah,\" ujar Turner. Penumpang lain pesawat nahas itu adalah eksekutif perusahaan elektronik dan TI Samsung, David Eun. Dia selamat dari maut dalam tragedi tersebut. \"Saya baru saja kecelakaan saat mendarat di SFO (San Francisco International Airport, Red). Ekor pesawat copot. Kondisi kebanyakan penumpang baik. Saya baik-baik saja. Seperti mimpi,\" kata David Eun dalam akun Twitter-nya sebagaimana dikutip CBS News Sabtu lalu waktu setempat (6/7).

 Fakta lain yang diduga menyulitkan pendaratan diungkap Reuters tadi malam. Reuters memberitakan, sistem navigasi di Bandara Internasional San Francisco dimatikan saat pesawat Asiana Airlines jatuh dan terbakar. Padahal, sistem navigasi itu berfungsi membantu pilot mendarat dengan aman.

 Sistem yang mati itu disebut Glide Path. Alat tersebut membantu pesawat mendarat dalam kondisi cuaca buruk. Memang, saat pesawat yang terbang dari Seoul itu hendak mendarat, kondisi cuaca di San Francisco tidak buruk. Situasi cuaca kala itu cerah dan angin tidak terlalu kencang.

 Ahli keselamatan penerbangan mengatakan, Glide Path tersebut sebenarnya tidak terlalu penting dalam pendaratan rutin di bandara. Namun, tidak biasa pula sistem itu dimatikan. Sebab, pilot telah bergantung pada teknologi yang sudah berkembang beberapa dekade yang didesain khusus untuk mencegah pesawat tergelincir.

 \"Pilot mengandalkan isyarat visual Glide Path untuk terbang dengan tepat di atas landas pacu dan tidak memiliki informasi elektronik khusus dalam kondisi cuaca bagus di hampir semua bandara besar,\" kata Kapten Chesley Sullenberger, mantan pilot US Airways.

 \"Artinya, peringatan otomatis yang akan terjadi di kokpit, ketika Anda menyimpang di bawah lintasan yang diinginkan oleh jalur elektronik, tidak akan tersedia. Jadi, kami belum tahu apakah faktor itu berbeda dalam situasi ini. Tapi, itu pasti sesuatu yang akan dilihat,\" ucap pilot yang pernah sukses mendarat darurat di Sungai Hudson pada 2009 tersebut.

 Glide Path adalah sistem yang terkomputerisasi dalam transportasi di bandara yang menghitung jalur pendaratan pesawat dan mengirimkan data real time kepada pilot. Bandara San Francisco mematikan sistem itu di landasan selama musim panas.  

 Juru Bicara Bandara San Francisco Doug Yakel mengatakan, saat itu memang ada pekerjaan konstruksi untuk landasan baru. Tapi, tidak dikerjakan pada Sabtu. \"Mengingat kita memiliki visibilitas yang jelas hari ini, kita beroperasi di bawah apa yang disebut peraturan visual penerbangan,\" tutur Yakel. Ketika cuaca bagus, pilot bisa melihat dengan bagus, diizinkan mengoperasikan pesawat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: