Pelayanan di Arafah-Mina Membaik

Pelayanan di Arafah-Mina Membaik

MAKKAH-Jumlah jamaah haji asal Indonesia yang wafat selama proses Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) pada musim haji tahun ini jauh menurun. Pada tahun lalu, tercatat ada 15 orang meninggal. Tahun ini, data dari sistem informasi dan komputerisasi haji terpadu (Siskohat) Kesehatan, hingga pukul 14.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau 18.00 WIB, jamaah yang wafat 8 orang.

      Adapun jamaah yang menjalani rawat inap selama prosesi wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah lalu (14/10) ada 11 orang. Lalu, yang dirujuk ke rumah sakit di Saudi ada 10 orang. Total jamaah yang meninggal di Tanah Suci 77 orang. Rinciannya, delapan orang wafat di Arafah, Jeddah (3), Madinah (13) dan Makkah 53 orang. Yang meninggal di embarkasi enam orang.

      Saat ini, seluruh jamaah asal Indonesia sudah berada di Mina untuk melakukan prosesi lempar jumrah. Kondisi cuaca di Mina juga lumayan panas. Suhu maksimal 41 derajat celcius.

\"Kami tetap mengimbau agar para jamaah minum air lebih banyak dari biasanya agar tidak kekurangan cairan,\" kata dr Subagyo, kasi Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Makkah.

     Sementara itu, proses pergerakan jamaah dari Arafah ke Mina berlangsung relatif lancar. Menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Anggito Abimanyu, untuk rute Arafah ke Muzdalifah kedatangan jamaah paling awal pukul 17.55 WAS dan akhir kedatangan pukul 23.50 WAS.

Untuk Muzdalifah ke Mina juga relatif lebih cepat. \"Selasa (15/10) pukul 06.00, seluruh jemaah haji sudah sampai Mina,\" ujarnya.

      Dia menjelaskan, para jamaah haji reguler umumnya ke Mina dulu. Mereka melaksanakan lempar jumrah pertama (aqabah). Sementara jamaah khusus langsung ke Masjidilharam untuk melaksanakan tawaf ifadhah. \"Alhamdulillah, alur pergerakan jamaah lebih cepat dari waktu yang diperkirakan. Harapannya, hal ini menjadi pertanda baik bagi penyelenggaraan haji tahun ini,\" kata alumnus UGM Jogjakarta itu.

      Anggito mengatakan, baru kali ini jamaah Indonesia bisa seluruhnya masuk ke Mina pukul 06.00 WAS. Padahal, pada musim haji tahun lalu, pengangkutan jamaah baru kelar pukul 11.00. Bahkan, dua tahun lalu, baru selesai pukul 15.00.

Artinya, dari tahun ke tahun transportasi terus mengalami perbaikan.

\"Jadi ini termasuk rekor ya. Pergerakan jamaah dengan menggunakan bus-bus yang tersedia berjalan lancar,\" tambahnya.

Dia menjelaskan, pergerakan jamaah lancar antara lain karena bus yang dipakai relatif bagus. Bus-bus yang dipakai adalah bus Rawahel dan Saptco, dua perusahaan otobus di Arab Saudi. Selain itu, ada koordinasi yang baik antara naqobah (Asosiasi Perusahaan Otobus setempat) dengan PPIH. \"Mereka punya telepon hotline sehingga bisa koordinasi kapan saja,\" katanya.

Soal rencana kepulangan jamaah haji Indonesia, lanjut Anggito, prinsipnya jamaah mempunyai hak untuk mengambil nafar tsani atau tiga hari tinggal di Mina. Namun, pihaknya tidak bisa memaksa jamaah untuk mengambil nafar awal atau hanya dua hari mabit di Mina. \"Saya tegaskan jamaah punya kebebasan untuk memilih dan tidak bisa dipaksa-paksa,\" ujarnya.

      Yang jelas, pemerintah melalui Kemenag sudah membayar biaya pondokan dan makan selama tiga hari di Mina untuk semua jamaah haji Indonesia. Kalau kemudian banyak jamaah yang memilih nafar awal berarti ada penghematan pengeluaran dari pengelola Maktab di Mina. Sebab, mereka tentu tidak melayani catering untuk hari ketiga.

      Alokasi anggaran makan dari pemerintah Indonesia untuk setiap jamaah sebesar 10,5 riyal. Dengan demikian, per harinya 31,5 riyal atau hampir Rp 100 ribu per jamaah. Jika jumlah jamaah haji reguler asal Indonesia sebanyak 156 ribu, maka efisiensi atau keuntungan pihak maktab mencapai Rp 15,6 miliar. Pengelola maktab para jamaah adalah muassasah (bukan pemerintah Indonesia). \"Kalau ada yang mendesak agar jamaah untuk nafar awal, kami berfikir itu persoalan ekonomi saja,\" ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: