Tak Puas, Hakim MK Diamuk
Kapolres Angesta Romano Yoyol yang datang ke lokasi membantah pihaknya kecolongan. Menurut dia dalam setiap sidang ada 50 personel yang disiagakan untuk pengamanan. Setelah terjadinya kerusuhan kemarin baru ada penambahan dua kompi sehingga total personelnya 150 orang.
Namun Yoyol sendiri tidak paham jika sengketa pilkada Maluku kemarin memasuki tahap pembacaan putusan. ’’Ini belum putusan, ini sidang ketiga,’’ ujarnya. Saat dicecar wartawan bahwa sidang kemarin merupakan putusan, Yoyol dengan suara keras mengatakan dirinya tidak membahas soal persidangan namun yang disampaikan hanya fakta kriminalitas.
Dari kejadian itu dia mengaku sudah mengamankan lima orang yang diduga aktor intelektual. ’’Dua kami tangkap dia dalam gedung, tiga lainnya kami kejar saat melarikan diri,’’ paparnya. Pria dengan tiga melati dipundak itu mengatakan dari pantauan CCTV setidaknya ada 25 orang yang melakukan aksi pengerusakan.
’’Anggota saat ini masih berupaya mengejar pelaku yang lain termasuk mendalami titik awal dimana massa ini diberangkatkan,’’ terangnya. Para pelaku sendiri diancam pasal 170 KUHP tentang pengerusakan dan akan dijerat juga pasal terkait mengganggu jalannya persidangan. ’’Kami akan terapkan pasal berlapis,’’ kata Yoyol.
Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat saat sebelum melanjutkan sidang untuk sengketa pilkada Kabupaten Dairi mengatakan peristiwa itu bakal menjadi sorotan dunia internasional. ’’Tadi ada pelajaran yang sangat luar biasa untuk kita semua dan harus jadi pelajaran untuk kita semua,’’ paparnya.
Oleh karena itu dia meminta para kuasa hukum para pemohon untuk ikut menjaga martabat persidangan. ’’Salah satunya dengan meminta para pengunjung sidang menghormati jalannya persidangan. Sehingga jangan kita melukai prinsip demokrasi,’’ paparnya.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua MK Patrialis Akbar mengatakan kejadian itu sebagai penghinaan terhadap lembaga peradilan ‘’Ini pelajaran yang sangat besar untuk kita semua. Bukan hanya soal kredibilitas MK tapi juga terkait perilaku masyarakat yang tidak siap kalah,’’ paparnya.
Patrialis tidak mau menyebut kejadian itu kesalahan dari pengamanan. Menurutnya laporan dari Sekjen MK pihak keamanan sudah banyak tapi di depan dan massa yang datang juga jumlahnya lebih banyak. ’’Polisi memang tidak bisa masuk ke ruang sidang. Sehingga mereka ragu untuk masuk karena protapnya seperti itu,’’ ungkapnya.
Dia menyarankan pada Sekjen agar MK tidak melarang polisi untuk masuk. ’’Satpam saja di dalam rasanya tidak cukup. Saya langsung sms dan telepon Pak Kapolri terkait ini. Sebab saya melihat belakangan ini contemp of court terhadap lembaga peradilan luar biasa,’’ paparnya.
Sementara itu, Kapolri Sutarman menuturkan sebenarnya sudah sejak lama pihak kepolisian menawarkan adanya personil kepolisian di dalam ruang sidang. Namun, tawaran tersebut selalu ditolak pihak MK. Alasannya, selama ini situasi di dalam ruang sidang MK selalu aman.
\"Kita sudah dari dulu ditawarkan, tetapi dari MK dari dulu (menolak). Mungkin ini kok situasi aman, kenapa ada petugas yang berpakaian seragam di dalam,\"jelas Sutarman ditemui di Kantor Presiden, kemarin.
Sutarman menguraikan, dengan adanya pengamanan di ruang sidang, hakim pun bisa memutus dengan tenang. \"Jika ada pengamanan di dalam, dia (hakim) bisa memutus dengan tenang. Tanpa terganggu, tidak terprovokasi, sehingga hakim bisa memutuskan tanpa ada rasa khawatir,\"tegasnya.
Mantan Kabareskrim itu memaparkan, pihaknya pernah menekankan bahwa putusan dalam persidangan, bisa membuat pihak yang kalah kurang senang. Karena itu, dia berharap insiden rusuh di MK tersebut bisa menjadi pembelajaran bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Sehingga, insiden serupa bisa segera diantisipasi.
\"Mungkin kalau kita didalam keliatannya kok mungkin nggak aman. Tapi namanya persidangan dalam memutuskan sesuatu, keputusan itu bisa membuat senang seseorang atau bisa membuat tidak senang. Ini menjadi pelajaran bagi kita semuanya sehingga jauh sebelumnya tentu kita sudah lakukan pengamanan,\"paparnya.
Inside n kericuhan di MK juga menarik perhatian Mendagri Gamawan Fauzi. Gamawan menyatakan tidak habis pikir dengan kerusuhan yang ditimbulkan oleh pihak-pihak terkait. \"Masak di peradilan masih lempar-lempar kursi juga. Peradilan itu kan justru menyelesaikan persoalan perbedaan-perbedaan itu,\"jelasnya di Kantor Presiden, kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: