>

Warga Kagum Melihat Kesederhanaan As Budianto

Warga Kagum Melihat Kesederhanaan As Budianto

JAMBI – Jika melihat gaya dan pembawaan sehari – hari yang bersahaja, jarang orang mengira H Ahmad Subandi Budianto SE MM sebagai pengusaha yang cukup diperhitungkan di Provinsi Jambi.

Bagaimana tidak, kesehariannya hanya memakai batik, celana dasar serta berkopiah. Jarang sekali ada atribut yang terbilang mewah yang ia kenakan. Kendaraan yang ia gunakan sehari – hari pun meski tergolong mahal, tapi bukanlah jenis kendaraan yang terlalu mewah untuk ukuran pengusaha yang malang melintang puluhan tahun di dunia konstruksi.

Hal ini merupakan kesan yang muncul di masyarakat, ketika bertemu dengan calon anggota DPR RI partai Demokrat nomor urut lima ini.

“Tak disangka Mas Budi orangnya sederhana dan cepat akrab dengan kami warga Mekar Sari Makmur  Sungai Bahar sini. Ngobrol tanpa ada jarak dengan warga. Selain itu disuguhi apa saja ia makan dengan lahap,” ujar Wagimis salah seorang tokoh masyarakat yang menghadiri silahturahmi dengan Budianto beberapa waktu lalu.

Kesederhanaan merupakan hal yang melekat dalam keseharian suami dari Nelli Herlina SH MH ini. Walaupun secara ekonomi ia tergolong mampu tetapi gaya hidup dan pembawaanya biasa saja. “Ini mungkin sudah menjadi watak beliau, jadi bukan karena di buat – buat,” ujar Slamet salah seorang pengurus DPC Demokrat kota Jambi.

Selanjutnya sebagai orang yang sering menemani AS Budianto sosialisasi, Slamet menambahkan, meskipun bergaya sederhana pak Budi bukan orang yang kikir terhadap orang lain. Hampir tiap desa yang ia kunjungi, Ketua KONI Jambi itu menyempatkan diri melihat warga yang sakit atau yang lagi kemalangan. Sekalian memberi bantuan.

“Ini dilakukannya bukan karena ingin mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI saja, tetapi sejak dari dulu, semenjak saya kenal beliau, kepedulian beliau sangat tinggi,” katanya.

Mengenai pola hidupnya itu, tokoh yang akrab dipanggil pak haji ini menceritakan, itu merupakan hasil didikan ke dua orang tuanya. Ibu saya berpesan jika kamu punya uang, ingat jika lagi tak punya. Jika kita lagi berlebih bukan berarti kita melupakan orang yang lagi kekurangan, justru gunakanlah rejeki itu untuk membantu mereka.

“Kita bekerja keras bukan hanya ingin kaya tapi niatkanlah agar bisa berzakat, dan bermanfaat bagi orang lain. Untuk apa kamu kaya tapi dikenal kikir oleh orang lain nasehat ibu waktu itu, pesan inilah yang selalu mengingatkan saya,” kenang Budianto.

(cas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: