Lukis Karya yang Sudah Dimusnahkan 30 Tahun Lalu

Lukis Karya yang Sudah Dimusnahkan 30 Tahun Lalu

30 tahun kemudian, Li Shan akhirnya membuktikan, bahwa seni kontemporer berkembang dengan sangat luas dan bisa mendunia. Itulah yang menurutnya sebagai ’’masa depan’’ kala itu. Seni kontemporer muncul dengan rupa yang beragam dan variatif. 

Sosok Li Shan semakin menarik. Sebab, pria yang sempat menjadi dosen di The Art Research Institute, Shanghai Academy of Drama, Shanghai, China, itu juga merupakan peneliti. Bukan peneliti seni, tapi peneliti di bidang tanaman.

Dia mencampurkan beberapa ’’DNA’’ buah-buahan dan membuatnya menjadi sebuah tanaman jenis baru hasil kreasinya. Hasilnya yang unik-unik itu juga dijadikan bahan objek karya seninya.

Tak heran, ada beberapa karya Li Shan yang merupakan hasil jepretan sejumlah tanaman buah yang tumbuh unik dan menarik. Bisa juga dikategorikan buah-buahan ’’nyeni’’ yang sesungguhnya, karena tumbuh berwarna-warna dengan bentuk yang tidak biasa.

Ditanya soal itu, Li Shan yang ternyata menyukai tari Bali itu mengangguk tanda membenarkan. Dia mengatakan, dalam beberapa periode menyukai perannya sebagai peneliti tanaman.

’’Tepatnya pada 1995, ketika saya bertransformasi dari pop style ke bio art reading series. Dari sana, saya merasakan ada kecocokan dan menyebut karya-karya saya yang beberapa itu sebagai bio art,’’ tuturnya.

Menurutnya, melihat buah-buahan yang tumbuh beraneka warna dan bentuk, seolah sama saja dengan menggabungkan warna di atas kanvas. Bagi Kepala MOCA Ali Kusno Fusin, kehadiran Li Shan berpameran di MOCA, menambah banyak deretan seniman kelas dunia yang ambil bagian dalam pameran tunggal di sana. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: