Lukis Karya yang Sudah Dimusnahkan 30 Tahun Lalu

Lukis Karya yang Sudah Dimusnahkan 30 Tahun Lalu

Li Shan, Seniman Top Kontemporer China yang Juga Peneliti Tanaman

China tampaknya tak pernah kekurangan seniman top dunia. Bahkan sebelum revolusi di China, telah lahir seniman bertalenta dunia. Salah satunya Li Shan yang tetap eksis pasca revolusi kebudayaan di China.

BRIGITA SICILLIA, Singapura

 

INDOPOS berkesempatan mengunjungi pameran tunggal keduanya di Museum Of Contemporary Art (MOCA) Singapura dan mendengarkan kisah tentang bagaimana terkesannya dia melukis kembali karya yang sudah dimusnahkan 30 tahun lalu itu. Mengambil tema Spider Memoir, Li Shan seperti menemukan kembali memori yang sudah lama tertinggal.

Seniman kelahiran Kota Lanxi, China itu mengakui bahwa karya tunggal yang dipamerkan kali ini sangat berkesan. Berkesan karena ada cerita sedih dibaliknya.

’’Karya sama yang saya buat 30 tahun lalu bahkan mati sebelum dilahirkan. Ketika muncul dan masyakat di China belum memahami apa yang ada di dalam benak saya waktu itu. Mereka menganggap saya seniman aneh, sehingga seluruh karya saya itu dibakar,’’ cerita seniman 72 tahun yang masih terlihat awet muda itu.

Karya seni yang lebih banyak didominasi warna hitam dan putih itu jika dilihat dari jauh memang terlihat seperti papan catur China. Atau bisa juga seperti jarring laba-laba. Tapi sebenarnya apa yang ingin disampaikan Li Shan tidak sesimpel itu.

Dia jelaskan, bahwa karya seni yang idenya muncul 30 tahun itu adalah sebuah ’’dobrakan’’. Ketika semua pelukis di zaman itu hanya cenderung melukis objek apa yang terlihat oleh pandangan mata, Li Shan mencoba untuk berpikir jauh ke depan.

Dia mengaku sempat melakukan refleksi dalam suasana kebatinan sangat dalam. Dia berpikir bahwa apa yang terjadi saat itu (30 tahun lalu) seni di China mandeg, tidak berkembang, dan cenderung mengikuti arus seni dunia Barat.

Padahal, Li Shan berpikir China memiliki potensi lebih dari sekadar ’’ikut arus Barat’’. Itu sebabnya, terciptalah kreasi Spider Memoir itu.

Dalam lukisannya yang berlatar hitam, tapi kemudian ada bagian putih kecil-kecil itu bermakna sebuah jendela, sebuah masa depan.

Li Shan ingin mengatakan, sebenarnya ada sesuatu di luar sana, yang tidak diketahui. Namun, sebenarnya memiliki potensi luar biasa. Begitu juga potensi seniman China yang sangat besar.

30 tahun lalu, seni kontemporer sudah bermunculan di Eropa. Banyak seniman mengikuti, tanpa mampu berkreasi dengan idenya sendiri. Mereka masih kaku dan hanya sebagai ’’pengikut’’.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: