>

Geram dengan Citra Neraka dan Sarang Genderuwo

Geram dengan Citra Neraka dan Sarang Genderuwo

 Saat ini justru lembaga-lembaga asal Jerman dan Belanda yang getol mempelajarinya untuk melengkapi khazanah pengetahuan perkeretaapian dunia. \"Tim kami sedang mencoba menyusun  pusat dokumentasi sejarah kereta. Nanti temuan-temuan itu kami tuangkan di situ,\" urainya.

 Ella mengatakan, program revitalisasi stasiun merupakan bagian dari rencana besar untuk mengembalikan kebanggaan dan kebesaran industri kereta api di Indonesia. Menurut dia, pada 1952 Indonesia sempat sejajar dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa. Saat itu Presiden Soekarno berhasil mendatangkan generasi pertama kereta diesel dunia yang menggantikan teknologi kereta uap. Namun, sejak era 1960-an kereta api mengalami kemunduran tajam karena tidak dikelola dengan baik dan kalah oleh moda transportasi lain.

 \"Untuk mengembalikan pride (kebanggaan, Red) itu, harga diri perkeretaapian harus diangkat. Caranya, memberikan layanan yang baik kepada masyarakat, menyuguhkan stasiun dan kereta yang bersih dan menarik. Kalau saya lihat ada penumpang yang antusias foto-foto di stasiun karena kagum dengan arsitektur dan kebersihannya, mereka bilang wah keren ini, lalu jepret-jepret (foto, Red), itu merupakan kebahagian tersendiri bagi saya,\" ujarnya dengan wajah semringah.

 Kini dedikasi, antusiasme, dan ketekunan Ella beserta tim KAI, tampaknya, mulai membuahkan hasil. Stasiun-stasiun yang dahulu tampak kumuh, kotor, dan semrawut sekarang terlihat elok. Bangunan-bangunan tua sarat sejarah itu kini siap mengurai kisah kejayaan mahakarya arsitektur Hindia Belanda sembari memamerkan kemegahannya di tengah hiruk pikuk jutaan penikmat layanan kereta.

(*/c10/ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: