>

Shock Mengetahui Bendera Merah Putih yang Diangkat

 Shock Mengetahui Bendera Merah Putih yang Diangkat

Harman Dewantoro, Siswa Surabaya Peraih Emas Kontes Peneliti Muda Dunia

  Harman Dewantoro bisa bernapas lega. Semua usaha dan rasa tegangnya sebulan terbayar. Siswa SMA Cita Hati Surabaya itu mempersembahkan medali emas kategori matematika dalam International Conference for Young Scientists (ICYS) yang berlangsung di Belgrade, Serbia, 17\"23 April lalu.

 DINDA LISNA AMILIA, Surabaya

 CARA berbicara Harman Dewantoro memang lebih lugas daripada anak seusianya. Nada suaranya yang tegas memperlihatkan semangat berapi-api ala remaja. Dia tampak percaya diri. Karakter itulah yang rupanya ikut mengantarkan dia menjadi pemenang dalam konferensi internasional untuk peneliti muda di Serbia.

 ICYS merupakan kompetisi tahunan penelitian ilmiah remaja bergengsi tingkat dunia di bidang ilmu fisika, matematika, komputer, dan ekologi. Tahun ini merupakan pelaksanaan ke-21 yang dilangsungkan di Singidunum University, Belgrade, Serbia.

 Dari Indonesia, tampil delapan peneliti belia. Mereka adalah Harman Dewantoro dan Josiah Christopher dari SMA Cita Hati Surabaya, Jocelyne Livia Kusuma dari SMA Santa Laurensia Tangerang, Jeff Bastian Wongso Wijaya dari SMA Kristen Petra 1 Surabaya, Wilbert Osmond dari SMP Chandra Kusuma Medan, Ni Luh Putu Lilis Sinta Setiawati dari SMAN Bali Mandara Singaraja, Gracesilia dari SMP Kristen Petra 3 Surabaya, serta Krisetya Ayunina dari SMAN 1 Jepara.

Mereka ikut dalam kategori yang berbeda-beda. Harman memilih ikut kategori matematika, meski sebenarnya dia mengaku tidak jago di bidang itu. Anak pertama dua bersaudara putra pasangan Tedjo Buntoro dan Viana tersebut merasa lebih menguasai ilmu fisika daripada matematika. Tapi, guru di sekolahnya menilai Harman mampu mengikuti kompetisi matematika, asalkan temanya berhubungan dengan materi kesukaannya, yaitu vektor dan algoritma.

 Setelah diyakinkan seperti itu, Harman bersemangat maju dalam kontes peneliti muda tersebut. Penelitiannya berjudul Chaotic Bare-Bones Particle Swarm Optimization. Judul tersebut diambil dari tiga teori matematika yang digabung menjadi satu untuk memperoleh hasil optimal. Tiga teori itu adalah teori chaotic (chaos), teori bare-bones, dan teori particle swarm optimization (PSO). Inti penelitian itu adalah mengembangkan metode optimalisasi fungsi.

 \"Satu hal bila fungsinya dimaksimalkan pasti bisa meningkatkan efektivitas,\" ujar remaja yang hobi main basket dan gitar elektrik tersebut.

 Misalnya, perusahaan yang menginginkan efektivitas dalam hal biaya, waktu, dan lainnya. Rumus yang dikembangkan Harman bisa mengalkulasi bagaimana menghemat biaya untuk memperoleh kualitas produk yang sama. Bisa juga menghitung waktu yang seharusnya diberikan untuk para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.

 Siapa yang bisa mengerjakan rumus tersebut\" Menurut Harman, metode-metode itu biasa dipelajari dan dipraktikkan para mahasiswa teknik. Bila orang lain ingin mengetahui metode tersebut, Harman dengan senang hati akan menjelaskan. Dia memang ingin metodenya bisa digunakan orang yang membutuhkan.

 \"Buat apa pelit ilmu\" Toh saya juga tidak kepikiran akan menang dan meraih emas,\" ujar penikmat musik blues tersebut.

 Tentu saja, perjuangan Harman menuju Serbia tidak mudah. Dia mesti melalui sejumlah seleksi dan kompetisi tingkat lokal hingga nasional. Tahap pertama, dia ikut seleksi tingkat regional di Bandung pada Oktober 2013. Harman meraih medali perak dan berhak mengikuti seleksi nasional di Jogjakarta pada 15 November 2013. Hasilnya, dia merebut medali perunggu.

 \"Saya sempat down dapat nomor tiga di antara 15 peserta kategori matematika,\" tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: