Xio Pandai Nyanyi Rek Ayo Rek, Jilly Jadi Miss Indonesisch
Menurut Xio, sampai sekarang orang tuanya masih sering berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa di rumah. Dari situlah dia belajar. Meski tidak sefasih orang tuanya, Xio mengerti percakapan orang-orang dengan bahasa Jawa. \"Ibuku ngomong boso Jowoku elek, nggak opo-opo (Ibuku bilang bahasa Jawa saya jelek, tidak apa-apa,\" ucapnya dengan logat Jawa yang kental.
Xio pernah menanyakan asal usul nenek moyangnya di Indonesia. Tapi, orang tuanya tak pernah mau menjelaskan. \"Mungkin karena riwayat kami buruk. Sejauh ini saya hanya bisa menebak-nebak,\" ujar putri pertama pasangan Elvis Somowidjojo dan Claudia Emid tersebut.
Xio hanya tahu orang tua ibundanya berdarah Sunda. Dia juga hafal nama kakek dan nenek dari ayahnya, yaitu Johny Somowidjojo dan Nelly Somowidjojo. Di Suriname Xio sempat berkenalan dengan orang yang juga punya nama belakang Somowidjojo. \"Mungkin dia saudara saya, tapi kami tidak mengetahuinya,\" ucap perempuan muslim tersebut.
Sehari-hari Xio banyak menggunakan bahasa nasional Belanda, Sranangtongo (bahasa pergaulan Suriname), dan bahasa Inggris. Bahasa Jawa hanya digunakan ketika bersama keluarga di rumah. \"Misalnya begini, ayo mangan kulup sambel terasi, terus dolan (ayo makan kulup sambal terasi, lalu main,\" ujar Xio menirukan kata-kata yang sering diucapkan ayahnya di rumah.
Sejak TK sampai lulus SMA, Xio tidak pernah memperoleh pelajaran bahasa Jawa di sekolah. Kebanyakan temannya yang keturunan Jawa di Suriname juga tidak bisa berbahasa Jawa. Tetapi, hal itu tidak mengurangi semangatnya untuk mencari tahu banyak hal tentang Indonesia. Karena itu, begitu ada tawaran BSBI tersebut, Xio langsung tertarik untuk ikut seleksi.
Sejak SMA Xio sebenarnya sudah ditawari ikut seleksi BSBI. Tapi, Xio yang saat SMA mengambil konsentrasi chemical analyst di sekolah vokasional Natuurtechnisch Instituut tidak ingin meninggalkan bangku SMA dalam waktu lama. Sebab, program BSBI berlangsung empat bulan. \"Konsentrasi pelajaran yang saya ambil sangat sulit. Saya tidak mau membolos dalam waktu lama,\" imbuhnya.
Baru, setelah lulus SMA pada 2013, sembari mencari pekerjaan, dia ikut seleksi BSBI di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Suriname. Xio sebenarnya sempat ragu-ragu lantaran baru menikah pada akhir 2013.
\"Syukurlah, suami mengizinkan saya pergi ke Indonesia. Saya pun senang sekali karena cita-cita saya mengunjungi tanah leluhur tercapai,\" ungkap dia.
Proses seleksi BSBI yang dijalani Jilly Knol agak berbeda. Penerima BSBI dari Belanda yang juga berdarah Indonesia itu melenggang ke Surabaya setelah menjadi pemenang pemilihan Miss Indonesisch 2013 di Belanda. Kontes kecantikan tersebut khusus diadakan untuk warga negara Belanda keturunan Indonesia.
\"Salah satu teman baik saya yang juga fotografer memberi tahu saya, kalau ingin ke Indonesia, ada beauty pageant (kontes kecantikan) yang hadiahnya ke Indonesia,\" papar anak pertama dari dua bersaudara pasangan Rob Knol dan Inez Leenvenburgh tersebut.
Jilly memang sangat berkeinginan bisa ke Indonesia. Dia dan keluarganya beberapa kali merencanakan liburan ke Indonesia, tapi belum terealisasi. Maka, dia sangat girang begitu mengetahui mendapat hadiah pergi ke tanah leluhur orang tuanya itu. \"Saya berjanji, tahun depan saya akan ke sini lagi dengan pacar,\" ucapnya lantas tertawa.
Saat memenangi ajang Miss Indonesisch 2013, perempuan kelahiran Den Haag, 10 Agustus 1991, tersebut berhasil menyisihkan 13 finalis lainnya. Jilly sempat pesimistis mengingat ada peserta yang \"lebih Indonesia\" daripada dirinya. Tapi, juri menilai lain. Dalam tiga tahap penilaian, Jilly memperoleh nilai tertinggi. Dia tampak luwes dengan kebaya modifikasi saat sesi fashion show, diplomatis ketika menjawab pertanyaan juri, serta piawai menarikan balet yang dikolaborasikan dengan tari tradisional Indonesia. \"Saya melakukan yang terbaik dan mendapat yang terbaik,\" ungkap penggemar penyanyi Beyonce Knowles itu.
Jilly mengaku sangat bangga menjadi bagian dari Indonesia. \"Karena negara ini punya alam yang sangat indah. Awalnya saya hanya mendengar dari kakek saya. Tapi, setelah saya lihat sendiri sekarang, saya semakin bangga,\" tegasnya dengan mata menerawang.
Ibunda Jilly, Inez Leenvenburgh, adalah orang asli Jogjakarta. Tapi, saat berusia tiga tahun, Inez harus mengikuti ayahnya yang pindah tugas ke Belanda. Jilly sering mendengar cerita tentang Indonesia dari Harry Leenvenburgh, sang kakek. \"Dia menceritakan bagaimana saat kecil main di pinggir sungai dan sawah,\" kenangnya.
Mendengarkan kakeknya bercerita, Jilly kecil hanya bisa berimajinasi mengenai Indonesia. Baru, setelah dia dewasa, impiannya mengunjungi tanah air leluhurnya itu bisa terealisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: