>

Komplotan Berjubah Serang Rumah Bos Percetakan

Komplotan Berjubah Serang Rumah Bos Percetakan

  SLEMAN - Puluhan orang tak dikenal menyerang rumah pengusaha percetakan Julius Felicianus Tualaka di kompleks Perumahan STIE YKPN, Dusun Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Jogjakarta, Kamis (29/5) sekitar pukul 20.30 WIB. Belum diketahui motif penyerangan itu. Para penyerang mengenakan jubah dan datang tiba-tiba.

   Akibat serangan tersebut, tujuh orang terluka. Salah seorang korban yang bernama Wahid harus dibawa ke Rumah Sakit Gramedika karena mengalami pendarahan di kepala.

   Jawa Pos Radar Jogja (jawapos group, red) melaporkan, penyerangan terjadi ketika di rumah Julius ada acara keagamaan. Saat itu tuan rumah bersama beberapa jemaat Katolik melaksanakan peribadatan. Tiba-tiba datang puluhan orang berjubah. Mereka merusak enam unit sepeda motor dan melempar kaca rumah dengan pot bunga. Setelah melakukan aksi itu, massa tersebut kabur.

   Julius juga menjadi korban. Dia dipukul dengan besi dan dilempar pot bunga. \"Ini sepertinya punggung kiri saya patah karena pukulan batang besi,\" kata pria yang juga Direktur Penerbitan Galangpress itu.

   Kamera milik wartawan Kompas TV Maikel yang berada di lokasi kejadian juga dirampas pelaku. \"Saya dipukul dan kamera saya dirampas,\" kata Maikel.

   Polisi telah menangkap seorang pelaku yang berinisial Ch kemarin pagi. Ch diciduk petugas di rumah kontrakan di kawasan Perumahan Sukoharjo, sekitar 700 meter dari rumah Julius. \"Saat akan diamankan, tersangka Ch melakukan perlawanan,\" kata Kapolda DIJ Brigjen Pol Haka Astana.

   Ch kini ditahan di sebuah tempat yang dirahasiakan. Kapolda mengaku belum mengetahui secara pasti motif para penyerang rumah Julius. \"Kami terus mengumpulkan keterangan. Saya perintahkan anggota untuk melacak keberadaan para pelaku lain,\" kata Haka.

   Dari Jakarta, Kabagpenum Divhumas Mabes Polri Kombes Agus Rianto menuturkan, kasus tersebut ditangani Polda DIJ. \"Dari keterangan para korban, antara korban dan pelaku berbeda keyakinan,\" ujarnya di Mabes Polri kemarin. Para korban beragama Katolik, sedangkan pelaku pemeluk Islam.

   Para korban diserang ketika berlatih kor untuk persiapan perayaan Paskah besok (1/6). Mereka juga baru saja melaksanakan ibadah di rumah tersebut. Meski begitu, pihaknya meminta masyarakat tidak buru-buru mengatakan bahwa penyerangan itu bermotif sentimen agama, apalagi politik. \"Ini perilaku perseorangan yang berbeda keyakinan,\" kata Agus.

   Agus menolak mengungkapkan motif penyerangan tersebut dengan alasan baru seorang pelaku yang ditangkap. Penyidik juga masih menginterogasi yang bersangkutan. Yang jelas, di kawasan tersebut selama ini belum pernah terjadi gesekan antarwarga. Kejadian di kediaman Julius itu merupakan insiden pertama di kawasan Ngaglik.

(mar/JPNN/byu/c11/ca)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: