Lagi, Penerbangan ke Jambi Terganggu
Sepekan Kedepan, Masih Kemarau
JAMBI - Penerbangan ke Jambi kemarin, kembali terganggu. Penyebab adalah, kabut asap yang menyelimuti kawasan Bandara STS Jambi. Sehingga jarak pandang menjadi dibawah 1 KM. Akibatnya, bandara ditutup selama selama 4 jam. Diperkirakan hingga sepekan kedepan, cuaca di Provinsi Jambi masih kemarau. Dengan demikian, ancaman asap masih menghantui udara Jambi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) provinsi Jambi Sahat M Pasaribu, salah seorang prakirawan BMKG menyebutkan, gerak Semu Matahari (Deklinasi) pada saat ini mendekati garis Khatulistiwa sehingga memberikan kontribusi pemanasan lokal yang cukup besar di wilayah provinsi Jambi. Tak heran, titik panas di wilayah provinsi Jambi menurut Sumber Data Modis (Satelit Terra dan Aqua) meluas menjadi tujuh titik.
“Pada umumnya cuaca seminggu ke depan akan terus cerah berawan, akibatnya terjadilah pemanasan lokal dan titik panas di provinsi ini,” papar Sahat ketika ditemui Minggu (14/09) kemarin.
Sementara itu, Sahat juga menyebutkan, jarak pandang akibat kabut asap di Provinsi Jambi ini semakin memendek, yaitu pada kisaran 4000-7000 meter pada siang hari, 2000-3000 meter pada sore dan malam hari, serta 1000-2000 meter di pagi hari. Menurutnya, jarak pandang di pagi hari semakin memendek karena komposisi udara yang pekat, yaitu campuran asap dan udara basah.
“Jarak pandang tentu akan semakin memendek akibat kabut asap ini, sementara kondisi jarak pandang terparah biasanya terjadi pada pagi hari karena campuran asap dan udara basah,” tuturnya.
Sementara itu, datangnya musim kemarau mulai memberikan dampak kurang baik bagi kesehatan. Pasalnya, kebakaran hutan tak terhidari sehingga menimbulkan kabut asap di Provinsi Jambi disamping asap kiriman dari Provinsi tetangga seperti Sumsel dan Pekanbaru.
Dari data yang didapatkan dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, terdapat 31 titik api di Provinsi Jambi. Ini diketahui berdasarkan hasil pantauan satelit NOAA 18.
\"Hasil pantauan terdeteksi ada 31 titik panas di Provinsi Jambi. Diantaranya terdiri dari, Tebo 11 titik , Tanjab Barat 5 titik lalu Sarolangun 4 titik, kemudian Bungo 4 titik. Selain itu di Batanghari ditemukan 1 titik, di Muaro Jambi ada 1 titik dan di Tanjab Timur 1 titik serta di Kerinci ada 1 titik,\" kata Dalmanto, Kasi Tanggap Darurat BPBD Provinsi Jambi.
Dijelaskan, titik api bisa timbul karena aktifitas pembukaan lahan dengan cara dibakar. Aktifitas ini jelas menyumbangkan kabut asap dan menyebabkan udara tak sehat. Dia menghimbau, masyarakat untuk tidak sembarangan membuang puntung rokok.
Diperkirakan, titik hotspot ini akan terus bertambah karena saat ini sudah memasuki musim kemarau. Apalagi, hujan tak turun sejak beberapa hari belakangan. \"Antisipasi, kita turun cek, dimana ditemukan titik panas yang diduga merupakan titik api itu diidentifikasi. Kalau kebakaran dipadamkan, walau pembakarannya oleh masyarakat,\" ujarnya.
Selain itu, perusahaan yang memiliki lahan perkebunan juga diminta tak melakukan pembakaran lahan. Disisi lain, kebakaran lahan menyebabkan kabut asap yang cukup pekat menyelimuti Kota Jambi. Lahan gambut menjadi lahan yang paling diwaspadai agar tak sampai terbakar. Sebab, penyumbang asap terbesar adalah kebakaran lahan yang terjadi di lahan gambut.
Sementara itu, diketahui, alat pengukur ISPU milik Pemprov Jambi dan juga Pemkot Jambi rusak. Akibatnya, pengukuran kadar kepekatan udara tak bisa dilakukan dan pengaruhnya terhadap kesehatan tak bisa diketahui. \"Saya juga bingung bagaimana solusinya. Saya coba hubungi BLHD Kota namun juga rusak alatnya,\" jelas Rosmeli, Kepala BLHD Provinsi Jambi.
Namun, meski demikian, Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi berencana akan melakukan pengukuran kadar udara secara manual. \"Jika kabut makin pekat, kita akan melakukan pengukuran kadar udara secara manual,’’ tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: