>

Materialisme Ekstrim : Manusia Mati Rasa ?

Materialisme Ekstrim : Manusia Mati Rasa ?

 

Mungkin kita semua sudah mati rasa (Emotional Numbness). Kehilangan sensitifitas rasa, tidak bisa terharu, menangis atau tidak punya rasa empati terhadap derita begitu banyak orang. Kita tidak punya rasa bahwa akibat perbuatan kita alam, anak ketururunan dan manusia lainnya di sekitar kita menderita. Kita kehilangan rasa sedih dan belas kasihan. Kita berusaha mengganti rugi orang tertentu dengan sejumlah uang yang sesungguhnya tidak tergantikan.

 

Kemana Mengadu?

Para native Americans pernah berucap \"We do not inherit the Earth from our Ancestors, we borrow it from our children\" (Alam ini bukan kita warisi dari nenek moyang kita, tetapi kita pinjam dari anak cucuk kita.

 

Jika memiliki sesuatu, maka kita boleh menggunakan semau kita. Tetapi etika meminjam adalah mengembalikannya dalam keadaan utuh. Terkecuali kita adalah peminjam yang tidak beretika.

 

Mungkin jika pada suatu masa nanti di kemudian hari, anak cucu kita membaca sejarah sejak kapan dan oleh siapa saja alam ini rusak dalam dokumen media yang begitu banyak tersedia, maka mungkin mereka akan berucap “datuk-datuk kita dulu tidak punya etika meminjam. Datuk-datuk dari anak cucu kita itu adalah kita yang hidup saat ini.

 

Ketika para pemegang amanah di atas tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik, maka dua hal yang mungkin bisa dilakukan. Pertama, berharap Tuhan mengegur kita. Tetapi ingatlah, ketika Tuhan menegur seseorang, maka manusia lain di sekitarnya akan terkena imbasnya.

Kedua, mungkin kita bisa berdo’a ala para nabi yang pernah berhadapan dengan umatnya yang mempunyai profile panca indra di atas. Panca indra yang tidak berfungsi dengan baik. Islam telah menunjukkan dua cara Nabi berdoa.

Cara pertama, mendokan supaya umatnya di azab Allah seperti apa yang dilakukan oleh sejumlah Nabi Allah: Nuh, Syuaib, Luth, Hud, Shaleh dan lainnya.

Misalnya doa Nabi Syuaib terhadap para pengusaha yang suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam usahanya. Bila mereka membeli, meminta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah mengabulkan dengan mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat (di dunia).

Nabi Allah Nuh, diperkanan Tuhan doanya dengan mendatangkan banjir besar. Demikian juga nabi-nabi yang lain dimana doa mereka dikabulkan seketika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: