>

Defisit Daya Hingga 40 MW

Defisit Daya Hingga 40 MW

Hal ini dikarenakan berbagai faktor, seperti pemiliharaan mesin pembangkit dan tidak maksimalnya mesin beroperasi, karena musim kemarau. \"Musim kemarau juga berpengaruh, mesin cepat panas, sehingga tidak maksimal beroperasi,\" ucapnya.

Pemadaman bergilir terus dilakukan hingga bulam Oktober 2015. Bahkan jadwal pemadaman bergilir untuk bulan Oktober sudah ditentukan.

Disebutkannya, satu-satunya solusi pemenuhan kebutuhan listrik di Kerinci dan Sungaipenuh adalah dioperasikannya Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Namun, saat ini SUTT terkendala di Sungai Liuk. \"Kalau SUTT sudah beroperasi tidak ada pemadaman lagi,\" sebutnya.

Sebelumnya Pemerintah Kota Sungaipenuh, DPRD Kota Sungaipenuh dan juga unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) menggelar pertemuan dengan pihak PLN Rayon Kota Sungaipenuh untuk mencari jalan keluar dari mandeknya pembangunan SUTT di Kota Sungaipenuh dan Kabupaten Kerinci.

Pada Pertemuan tersebut Kepala PLN Rayon Sungaipenuh, Sudarmadi, memaparkan kondisi kelistrikan Kota Sungaipenuh dan Kabupaten Kerinci. Menurutnya, saat ini terjadi defisit listrik mencapai 30.000 Kwh, kondisi tersebut memaksa PLN melakukan pemadaman bergilir dan akibat kebijakan tersebut PLN Ranting Sungaipenuh mengakui menuai keluhan masyarakat.

Bahkan, kata Sudarmadi, dalam jangka panjang defisit listrik akan bertambah parah mengingat anggaran untuk biaya bahan bakar minyak (BBM) hanya tersedia hingga Juni 2016.  Selanjutnya tidak tersedia anggaran BBM untuk PLTD Koto Lolo, sebab kebijakan pemerintah pusat mengharuskan BBM hanya diperuntukkan bagi pulau-pulau terluar di Indonesia.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, menurutnya, pilihan satu-satunya adalah menggunakan system interkoneksi listrik melalui  SUTT yang sejauh ini pembangunannya tinggal tahap finishing.

Permasalahannya, kata Sudarmadi, sekelompok warga masyarakat di daerah yang dilalui jalur SUTT khususnya di Sungai Liuk menolak pemasangan SUTT dengan alasan membahayakan kesehatan, hal itu menyebabkan terhambatnya penyelesaian pembangunan SUTT.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, PLN menawarkan dua alternative pilihan kepada warga masyarakat. Alternatif pertama yakni meninggikan tower dititik T365 – T366 dari 5 meter menjadi 6 meter sehingga ketinggian mencapai 23 meter dari permukaan tanah dan alternative kedua, PLN menambah tower sisipan yang konsekuensinya memerlukan pembebasan lahan sebagai tapak tower sisipan.

Pemadaman bergilir di Merangin juga terjadi karena pengurangan pasokan listrik yang mencapai 10 mega.

Manager PLN Nerangin Wahyu mengatakan, pengurangan tersebut disebabkan ketidaksiapan beberapa  unit pembangkit yang tidak bekerja secara maksimal. Ada beberapa pembangkit yang mengalami  overload, gangguan temperatur silinder  dan ada juga  yang dalam waktu untuk pemeliharaan.

Selaian itu, sebutnya, juga adanya elevansi permukaan air yang menurun akibat kemarau panjang  berpengaruh terhadap PLTA Maninjau dan PLTA Singkarak.

‘’Imbasnya, bukan di Jambi saja, tapi di luar Jambi seperti Riau, Sumsel dan provinsi lainnya,’’ ungkapnya.

‘’Mudah-mudahan pemadaman listrik secara bergilir ini tidak terlalu lama. Kalau pembangkit listrik yang  rusak  cepat diperbaiki kemungkinan tidak ada lagi pemadaman secara bergilir,” harapnya.

Di bagian lain, turunnya debit air Danau Singkarak di Provinsi Sumatera Barat juga menyebabkan pasokan listrik di Kabupaten Tanjabtim mengalami pemadaman listrik bergilir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: