Harga Minyak Masih Fluktuatif
SURABAYA – Harga minyak menguat tipis setelah negara-negara produsen minyak diperkirakan masih melanjutkan negosiasi pemangkasan output. Hal itu dilakukan terkait dengan rencana pembekuan produksi minyak oleh Arab Saudi dan Rusia.
’’Harapannya, hal itu bisa mendongkrak harga lebih lanjut. Iraq menyatakan, negosiasi negara-negara OPEC (Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak) dan non-OPEC untuk membatasi output masih berlanjut,’’ kata Educator and Research PT Monex Investindo Futures Sonny Dwi Nugraha kemarin (23/2).
Namun, penguatan harga minyak masih terbatas seiring kenaikan stok cadangan minyak 2,1 juta barrel pekan lalu ke level 504,1 juta barrel. Sonny mengungkapkan, pencapaian tersebut merupakan rekor tertinggi mingguan. Sementara itu, stok cadangan bahan bakar minyak, termasuk heating oil dan diesel, juga naik.
’’Ada hal-hal yang patut diwaspadai. Kekacauan harga minyak telah menghantam perusahaan sektor energi sehingga harus mengurangi investasi dan tenaga kerja,’’ lanjutnya. Bahkan, negara kaya seperti Arab Saudi yang bergantung pada revenue minyak kini mengalami rekor defisit ke kisaran USD 98 miliar pada 2015.
Angka tersebut setara dengan 15 persen produk domestik bruto (PDB) Arab Saudi. Pada Kamis (11/2) harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatat level terendah, yakni USD 26,03 per barel. Harga tersebut merupakan yang terendah selama 13 tahun terakhir. Di sisi lain, harga minyak WTI pada penutupan perdagangan kemarin (23/2) tercatat USD 31,96 per barel.
Pelemahan yang terjadi terdorong peningkatan cadangan minyak mentah dunia. ’’Pada akhir pekan lalu kenaikan harga minyak terangkat oleh kabar kemungkinan kesepakatan OPEC untuk mengurangi produksi,’’ papar Sonny. Sebelumnya, harga minyak memang sempat naik seiring langkah Iran.
Sonny menjelaskan, harga minyak menguat setelah Iran menyatakan siap mendukung Arab Saudi, Qatar, Venezuela, dan Rusia untuk membatasi produksi minyak. ’’Iran menyatakan akan mendukung tindakan apa pun untuk membantu pemulihan harga minyak. Namun, Iran memang belum berkomitmen meminta anggota OPEC lain untuk membatasi produksi minyak supaya ada kenaikan harga,’’ ungkapnya.
Kondisi itu meredam harapan pasar atas aksi para produsen besar minyak dunia. Beberapa member OPEC telah mengumumkan kesepakatan awal dengan Rusia untuk membekukan produksi. Namun, para investor masih pesimistis karena kemungkinan Iran dan Iraq untuk ikut berkomitmen sangat kecil.
(rin/c15/oki)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: