>

PDRB Jambi Dibawah Proyeksi

PDRB Jambi  Dibawah Proyeksi

JAMBI-Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada Triwulan 1 2016 diperkirakan tumbuh dibawah proyeksi.

Aya Sophia, Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mengatakan, berbagai  faktor yang menjadi penyebab pertumbuhan PDRB dibawah proyeksi ini dikarenakan beberapa faktor seperti  menurunnya produksi pertanian,  tren penurunan harga komoditas pertanian,  menurunnya harga minyak global .

Menurunnya produksi pertanian tanaman pangan (padi) dan perkebunan (kelapa sawit dan karet) akibat kekeringan serta masih berlanjutnya tren penurunan harga pada komoditas karet berdampak pada melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan ekspor.

 

“Dari sisi poduksi pertanian, menurunnya produksi peranian tanaman pangan seperti padi serta perkebunan seperti kelapa sawit serta harg akret yang turun menjadi faktor melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dna ekspor,” kata Aya Sophia.

 

Sementara itu, dari sisi lapangan usaha, disamping penurunan kinerja sektor pertanian, masih rendahnya harga minyak global juga memberikan tekanan pada kinerja sektor pertambangan. Penurunan produksi perkebunan juga berdampak pada menurunnya kinerja sektor industri pengolahan sejalan dengan berkurangnya pasokan bahan baku.” Menurunnya kinerja tiga sektor utama diatas akan berdampak pada perlambatan aktivitas perdagangan di Provinsi Jambi,” tegasnya.

 

Terkait hal ini, mengenai Inflasi di Kota Jambi pada Januari 2016 lalu tercatat sebesar 0,42% (mtm) dan 2,71% (yoy). Sementara itu, Inflasi Kota Bungo tercatat sebesar 0,78% (mtm) dan 2,63%(yoy). Diperkirakan pada Februari 2016 mendatang, inflasi kota Jambi diprakirakan meningkat pada kisaran 0,52% (mtm) atau 4,81% (yoy).

 

 Dalam hal ini diungkapkan Aya, bahwa terdapat momen hari besar yang menjadi salah satu penyebab naiknya inflasi di Kota Jambi. Perayaan Imlek sendiri akan meningkatkan permintaan bahan makanan  seperti beras, cabai dan daging,  dan jasa angkutan udara. Namun demikian, dampak lanjutan penurunan harga BBM, LPG 12 Kg dan dampak lanjutan penurunan tarif tenaga listrik pada bulan Januari 2016 terhadap pelanggan pasca bayar akan mengurangi tekanan inflasi bulan ini. Sementara itu, harga ayam diperkirakan masih belum akan mengalami penurunan berarti seiring masih terbatasnya persediaan pakan terutama yang berasal dari jagung impor.

 

“Karena bulan Februari bertepatan dnegan momen Imlek bisa jadi memberikan pengaruh pada  inflasi di Kota Jambi. sebab ini tentu akan berpengaruh pada permintaanb bahan makanan  serta jasa angkutan,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: