>

Rumah Batu Jambi, Rumah Juragan Rempah

Rumah Batu Jambi, Rumah Juragan Rempah

Tim peneliti terdiri dari Heni Fajria Rif’ati sebagai ketua dan Zusneli Zubir, Marjani, Wakijo, Samlawi bin Abdullah.

Pangeran Wirokusumo

Said Idrus yang digadang-gadang sebagai pembangun Rumah Batu karibnya Sultan Thaha Saifuddin, orang nomor satu di Kesultanan Jambi

Buku Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Jambi, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ada menulis nama-nama anggota Kerapatan Patih Dalam Kesultanan Jambi.

Yakni, Said Idrus bin Hasan Al Djufri gelar Pangeran Wirokusumo, Said Ali bin Alwi Al Djufri gelar Pangeran Syarif Ali, Said Husin Barakba gelar Pangeran Mangkunegoro, Kemas Suko gelar Pangeran Kusumoyudo.

Gelar Pangeran Wirokusumo yang diemban Said Idrus pemberian Sultan Thaha.

Disebutkan, pada masa pemerintahan Sultan Thaha Saifuddin, anggota Kerapatan Patih Dalam dipilih oleh Sultan dari kalangan keluarganya, atau bangsawan tinggi dan bangsawan rendahan (masyarakat biasa).

“Fungsi Kerapatan Patih Dalam melaksanakan semua perintah Sultan dan menyampaikannya kepada Patih Luar, serta diteruskan kepada kepala-kepala daerah tertinggi sampai terendah,” tulis sumber tersebut.

Hubungan antara Said Idrus dengan Kesultanan Jambi semakin erat dengan menikahnya Ratu Mas Intan (anak Sultan Thaha) dengan Said Muhammad bin Idrus gelar Pangeran Suto (anak Said Idrus).

Babak baru hikayat Jambi terjadi pada akhir abad 19, tahun 1800-an sekian. Belanda ambil bagian. Masuk gelanggang perdagangan rempah Jambi.

Karena mulai ma-aru galeh urang, Sultan Thaha yang naik tahta sejak 1855 berlawan. Pertempuran pecah. Istana Sultan Thaha porak poranda.

Disertai para pengikutnya, Sultan Thaha menyingkir ke hulu Batanghari. Menegakkan kekuasaan di sekitaran Muara Tembesi dan Sarolangun.

Belanda mendirikan benteng di atas reruntuhan istana Kesultanan Jambi. Kini menjelma masjid Al Falah alias masjid Seribu Tiang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: