Prof Salim Said Korek Informasi dari Kubu Moeldoko, Ini Jawaban yang Diperoleh
JAKARTA — Pengamat politik Prof Salim Said mencoba mengurai masalah aksi kudeta terhadap Partai Demokrat, yang dilakukan melalui Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Menurutnya, berdasarkan informasi yang dihimpun dari orang-orang di balik KLB atau yang disebut mantan Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai kubu Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD), ada ketidakpuasan atas terpilihnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada 2020.
“Saya menghubungi orang-orang itu, jawaban mereka yang melakukan kudeta pertama itu adalah Pak SBY terhadap orang-orang Demokrat dan menjadikan anaknya menjadi ketua partai,” katanya dalam kanal Karni Ilyas Club di YouTube.
Kubu KLB, lanjut pria bernama lengkap Salim Haji Said itu, menilai SBY telah membuat satu cara sehingga AHY bisa terpilih menjadi pimpinan Partai Demokrat tanpa kontroversi. Padahal, SBY selama ini mengkritik praktik nepotisme di tubuh partai.
Yang menarik, kata mantan wartawan ini, mereka juga bilang berkali-kali SBY menyerang orang-orang yang nepotisme, tetapi mengangkat anaknya menjadi ketua partai menggantikan dirinya.
“Orang-orang itu mengatakan tidak pernah menduga Pak SBY mendorong anaknya yang masih muda menjadi ketum Demokrat,” ujarnya.
Penulis buku Militer Indonesia dalam Politik (2001) itu menambahkan, masalah tersebut yang membuat para pencetus KLB kesal. Sebab, partai yang dipimpin jenderal saja belum tentu sukses, apalagi ini dikomando seorang mayor.
Di sisi lain, kata mantan dubes RI di Republik Ceko itu, ada orang-orang senior Partai Demokrat selama ini merasa ikut bekerja untuk menyukseskan untuk memenangkan SBY.
“Padahal tidak betul seluruhnya bahwa Pak SBY itu jadi presiden karena Partai Demokrat,” cetus pria kelahiran Parepare, 10 November 1943 itu. Salim Said mengatakan, ada faktor-faktor lain waktu itu yang memungkinkan SBY menjadi presiden. (jpnn/fajar)
Sumber: www.fajar.co.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: