Alokasi Anggaran Alutsista di Era SBY Tembus Rp50 T, Jokowi Hanya Sekitar Rp10 T
JAKARTA– Tudingan buzzer atau pendengung ke mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai idak pernah melakukan peremajaan terhadap alat utama sistem senjata (alutsista) dibalas kubu Partai Demokrat.
Deputi Strategi dan Kebijakan Balitbang DPP Partai Demokrat, Yan Harahap langsung membeberkan bukti bahwa segala tudingan buzzer Presiden Jokowi yang dilayangkan kepada SBY itu tidak benar.
Yan Harahap menyebut, di era kepemimpinan Presiden SBY dulu, alutsista selalu menjadi perhatian penting.
“Untuk diketahui buzzer Jokowi, bahwa di era SBY alutsista menjadi perhatian penting,” kata Yan Harahap dari akun Twitter pribadinya, Yan Harahap.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data anggaran alutsista dari tahun 2004 hingga 2014. Pada tahun 2004, pemerintahan di era kepemimpinan Presiden SBY mengucurkan dana sekitar Rp 21,4 triliun untuk alutsista.
Kemudian memasuki tahun 2005 hingga 2009, anggaran untuk alutsista yang dikeluarkan SBY relatif stabil di kisaran Rp 30 triliun.
Sementara dari tahun 2010 hingga 2011, anggaran untuk alutsista yang dikeluarkan SBY melonjak secara drastis hingga menembus angka sekitar Rp 50 triliun.
Selanjutnya masuk ke tahun 2012, anggaran untuk alutsista yang dikeluarkan SBY melonjak secara drastis hingga menembus angka sekitar Rp 70 triliun..Kemudian memasuki tahun 2013 hingga 2014, anggaran untuk alutsista yang dikeluarkan SBY relatif stabil di kisaran Rp 83,4 triliun.
Berdasarkan data tersebut, Yan Harahap menuturkan bahwa anggaran untuk alutsista mengalami peningkatan hampir 400 persen dari 2004 hingga 2014.
“Anggaran TNI & Pertahanan Negara pun meningkat hampir 400 persen,” ungkap Yan Harahap.
Dari anggaran tersebut, Yan Harahap menyebut, pemerintahan Presiden SBY mampu membeli beragam jenis pesawat di mulai dari pesawat Sukhoi, CN235, hingga T-50i sebagai alat penunjang di sektor pertahanan udara.
Selain itu, terdapat beragam helikopter di mulai dari helikopter APACHE hingga BELL412EP.
Sementara untuk pertahanan di darat, pemerintahan Presiden SBY mampu membeli sistem roket artileri MLRS, tank Leopard, mobil Komodo, kendaraan peluncur roket R-HAN, hingga tank Anoa.
Sedangkan untuk pertahanan di laut, pemerintahan Presiden SBY mampu membeli kapal perang KORVET hingga KCR60.
Tidak hanya itu, Yan Harahap menyebut, SBY juga turut memperhatikan kekuatan personel TNI. Pada tahun 2004, Indonesia memiliki 353.963 personel TNI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: