>

Belajar dari Kisah Tara Westover, Pendidikan Bisa Mengubah Kehidupan Seseorang

Belajar dari Kisah Tara Westover, Pendidikan Bisa Mengubah Kehidupan Seseorang

JAMBI - Setiap tanggal 17 Mei kita memperingati Hari Buku Nasional. Beragam buku pilihan dapat kita jadikan sebagai bahan diskusi untuk meningkatkan keilmuan tentang pendidikan.

Momentum tersebut dimanfaatkan guru dan kepala sekolah di Provinsi Jambi mengikuti kegiatan bedah buku yang berjudul Educated, karya Tara Westover, Senin, (17/5/2021).

Hadir sebagai pembicara Adi Marthen Walesa Sinaga, Koordinator Tanoto Foundation Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Kegiatan yang dikemas dalam format zoom meeting dihadiri 147 peserta. Hadir juga peserta dari Sumatera Utara, Riau, Jawa Tengah, hingga Kalimantan Timur.

\"Nilai yang ada di dalam buku tersebut sangatlah tak terkira. Seperti semangat Tara belajar dengan segala cara, tidak menyerah walaupun tidak sekolah secara formal. Bagi Tara tidak ada
kata terlambat untuk belajar,\" ujar Margaretha Ari Widowati, Direktur Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, dalam sambutannya.

Buku yang ditulis oleh Tara sejalan dengan semangat Nadiem Makariem selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bahwa pendidikan harus diperjuangkan dan Tara membuktikannya, dengan segala keterbatasannya sampai ia meraih doktor.

\"Ceritanya autentik, tidak fiksionis, jadi apa yang ditulis sepanjang cerita di buku tersebut juga sama dengan nilai yang dianut oleh Tanoto Foundation bahwa hidup harus selalu berkembang, selalu belajar, dan bekerja keras,\" tambahnya.

Tak Pernah Sekolah Formal

Adi Sinaga memulai bedah bukunya dengan menyampaikan bahwa Tara Westover lahir di Buck’s Peak, Idaho pada tahun 1986.

Tara dibesarkan oleh keluarga yang kolot seperti tidak percaya dokter dan rumah sakit.

Bahkan Tara juga dilarang mengenyam pendidikan di sekolah.

Dalam bukunya diceritakan Tara hidup dalam lingkungan yang naif di mana Ayahnya seorang fundamentalis agama dan anti pemerintah serta anti sekolah.

\"Walhasil Tara mengalami dilema untuk memilih antara sekolah atau tetap di rumah, sehingga hal ini membuat Tara tidak dapat mengikuti perkembangan budaya di sekitarnya,\" ujar Adi Sinaga.

Namun dengan kegigihan Tara dan dukungan saudara laki-lakinya Tyler yang telah lebih dulu memilih masuk ke perguruan tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: