>

Covid-19 di Jambi Makin Tingggi, Dua RS Covid Over Kapasitas

Covid-19 di Jambi Makin Tingggi, Dua RS Covid Over Kapasitas

JAMB-Tingginya jumlah pasien positif Covid-19 dalam lima hari terakhir di Provinsi Jambi menyebabkan daya tampung Rumah Sakit (RS) rujukan mengkhawatirkan. Setidaknya dalam laporan yang disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi, ada 2 RS yang over kapasitas ditambah dengan 2  RS yang sudah penuh terisi pada Minggu (18/7).

\"Ada tiga RS yang penuh berdasarkan laporan dari RS online yang kita akses,\" sampai Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Raflizar kepada Jambi Ekspres (18/7).

Rinciannya ada 2 rumah sakit yang sudah over kapasitas. Yakni RSUD Hanafie Bungo, yang sudah terisi 109 persen. Atau dari 65 tempat tidur pasien Covid yang disiapkan kini sudah terisi 71 tempat tidur. Atau ada 6 tempat tidur yang sudah ditambahkan. \"Kemungkinan akan menggunakan tempat tidur atau ruang lain,\" sebut Raflizar.

Selain di Bungo, ada pula RSUD Chatib Quzwain di Kabupaten Sarolangun sebanyak 108 persen. Atau dari 23 tempat tidur yang disiapkan kini sudah diisi oleh 25 pasien Covid-19, atau terdapat 2 tempat tidur tambahan.

Selanjutnya, ada RS Siloam dan Bratanata (DKT) di Kota Jambi yang tempat tidurnya sudah full pada Minggu. Di Siloam dari 23 tempat tidur semuanya sudah ludes terisi. Begitupun dengan 40 tempat tidur di Bratanata sudah berpenghuni.

Kemudian untuk yang paling berpotensi penuh seperti di RS Abdul Manap Kota Jambi sebanyak 93 persen, atau dari 46 tempat tidur sudah terisi 43.

Lalu, RSUD Raden Mattaher milik Provinsi Jambi kini sudah mencapai 84,75 persen. Atau dari 83 tempat tidur kini terisi 72.

Sebelumnya,  Gubernur Jambi Al Haris melihat kasus Covid-19 yang terus melonjak seperti di Kota Jambi, akan mengusahakan pengaktifan gedung VVIP RSUD Raden Mattaher pada Rabu (21/7) mendatang.

Terkait hal ini Direktur RSUD Raden Mattaher dr. Fery Kusnadi mengatakan, jika nanti diaktifkan akan membutuhkan tambahan tenaga medis.

Ada rasio jumlah tempat tidur dengan jumlah tenaga kesehatan yang harus seimbang.

‘’Jangan sampai nanti pasiennya tidak diawasi oleh tenaga kesehatan. Perhitungan kemarin dibutuhkan sekitar 80 orang lagi. Nanti dibicarakan lagi mekanisme penerimaanya,\" sebutnya.

Selain itu, Fery menyebutkan, pihaknya juga sedang mengupayakan laboratorium uji swab PCR yang ada di RS, untuk bisa menguji virus corona varian baru.

Fery menambahkan, alat PCR yang ada di rumah sakit itu harus ada chip tambahan untuk bisa mengujinya.

\"Ini masuk dalam rencana penambahan tahun ini,\" sebut Fery.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: