Geger! Bansos Warga Miskin di Depok Disunat Rp 50 Ribu
DEPOK — Ketua lingkungan di RT 5/5 Kelurahan Beji dan RT 2/15 Kelurahan Cilangkap Kota Depok kebagian apes. Niat hati pemotongan bantuan sosial (Bansos) uang dari pemerintah buat dialihkan memperbaiki ambulan dan kegiatan lingkungan, malah jadi ramai.
Rabu (28/7), diketahui di Kelurahan Beji, bansos yang seharusnya diterima Rp600 ribu, dipotong Rp50 ribu, dan di Cilangkap lingkungan meminta Rp20 ribu saat menyerahkan fotokopi KTP dan KK. Warga RT 5/5 Kelurahan Beji, AM tidak menyangka akan terjadi pemotongan tersebut, sehingga melaporkan kejadian tersebut untuk diusut.
“Percuma pada surat ini ada peraturan pada poin keempat bahwa tidak ada pemotongan yang dilakukan pihak manapun, jika tidak sesuai fakta di lapangan,” terangnya.
Dia menyampaikan, pemotongan langsung dilakukan tanpa adanya kesepakatan dari penerima terlebih dahulu. Dengan alasan untuk memperbaiki ambulan milik warga setempat, yang membutuhkan biaya sebesar Rp6,5 juta.
“Hanya memerlukan 130 orang untuk mencapai Rp6,5 juta kalau satu penerima dipotong Rp50 ribu. Lalu sisanya kemana,” tanya dia.
Pada poin kelima berdasarkan Keputusan Kementerian Sosial RI, menyatakan jika ada dana Bansos yang dilakukan pemotongan harap menghubungi pihak Kantor Pos dan Kementerian Sosial RI sesuai narahubung yang tertera.
Terpisah, warga di RT2/15 Kelurahan Cilangkap, CN menyebut, sebelum mendapatkan uang bansos sudah diminta Rp20 ribu saat menyerahkan fotokopi KTP dan KK.
Hal ini harus diantisipasi, khawatir saat pembagian yang dilakukan besok (Hari ini) bakal ada pemotongan lagi.
“Iya kemarin saat menyerahkan KTP dan KK dimintai Rp20 ribu, saya khawatir nanti pas pencairan dipotong lagi,” terangnya singkat kepada Harian Radar Depok, Rabu (28/7).
Menimpali hal ini, Ketua RT5/5 Kelurahan Beji, khaerudin menerangkan, warga yang melakukan laporan adalah anak dari penerima Bansos yang pada saat kesepakatan bersama tidak hadir. Padahal, alokasi Rp50 ribu dari dana Bansos untuk perawatan ambulan yang tujuannya untuk menangani warga yang sakit.
“Ini semua kita lakukan buat warga juga, untuk perawatan ambulan yang nantinya untuk menolong warga setempat,” ungkapnya.
Dia sangat menyayangkan perihal yang dilakukan warga tersebut, karena tidak mengerti dari awal ada kesepakatan alokasi dana untuk ambulan. Saat itu, warga sepakat karena ambulan memang sangat dibutuhkan saat ini.
“Besok (hari ini) kami mau konfrensi pers, menjelaskan semua dengan hadirkan penerima bansos. Kalau ada yang tidak bersedia, langsung di kembalikan kepada penerima,” katanya.
Sementara, Kepala Kantor Pos Indonesia Kota Depok, Cecep Priadi Usman menegaskan, tidak akan berkomentar selama hal itu bukan menjadi ranah Kantor Pos. Sebab telah dipastikan bahwa petugas kantor pos tidak lakukan pemotongan sama sekali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: