>

UMKM Harus Jeli Memanfaatkan Peluang Bisnis Halal

UMKM Harus Jeli Memanfaatkan Peluang Bisnis Halal

 

JAMBI - Bank Indonesia menggelar Business Coaching dengan judul Fundamental of Business Management for Halal Food & Modest Fashion, Rabu (11/08) secara virtual. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya dalam mendorong pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah, yang diselanggarakan dalam bentuk kegiatan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) regional Sumatera 2021 yang berpusat di Riau dari 10 - 15 Agustus 2021.

Kegiatan FESyar ini pada dasarnya sudah dilakukan sejak tahun 2017 di tiga wilayah regional, yaitu di Sumatera, Jawa, dan Kawasan Timur. Dilaksanakan antara lain guna memberi dukungan kepada pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) untuk memanfaatkan peluang bisnis halal, apalagi saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.

\"2A_140\"Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Suti Masniari saat membuka kegiatan Business Coaching dalam rangkaian FESyar regional Sumatera 2021

Penyelenggaraan FESyar Regional Sumatera 2021 mengusung tema “Bersinergi Membangun Membangun Ekonomi dan Keuangan Syariah untuk Memperkuat Momentum Pemulihan Ekonomi Regional”. Ini merupakan sinergi KPwDN Bank Indonesia dan stakeholders di seluruh Kawasan Sumatera dan merupakan bagian dari kegiatan Road to Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) tahun 2021 yang diselenggarakan dari tanggal 25 - 30 Oktober 2021. Sebagai bagian dari rangkaian acara, dilaksanakan pula kegiatan Business Coaching, yang dimeriahkan dengan kuis Kahoot berhadiah puluhan juta rupiah untuk peserta yang mengikuti kegiatan secara virtual.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Suti Masniari, mengatakan, saat masa pandemi ini, pemulihan ekonomi nasional dan regional, transformasi ekonomi diperlukan agar dapat memperkuat struktur perekonomian nasional untuk tumbuh tinggi dan berkelanjutan. Hal itu bisa bisa dilakukan melalui penguatan sektor unggulan dan pemanfaatan peluang sumber pertumbuhan ekonomi baru. \"Ekonomi dan Keuangan Syariah telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru global yang didorong oleh pertumbuhan penduduk (muda) muslim yang tinggi, dan nilai-nilai etika islam yang mendasari tren halal lifestyle sudah merambah ke berbagai sektor. Mulai dari restoran dan supermarket, sampai ke produk kecantikan yang berlomba-lomba untuk menciptakan brand image halal,\" jelas Suti.

Merujuk pada State of Global Islamic Economy Report 2020/2021, Indonesia berada pada 10 peringkat teratas sektor Halal (Food, Islamic Finance, Muslim Friendly Travel, Modest Fashion, Pharma Chosmetics, dan Media & Recreation). Hal itu merupakan leader pada industri makanan halal yang pangsa pasarnya mencapai 13 persen total konsumsi makanan halal dunia.

Dari sisi pembiayaan, merujuk pada Statistik Perbankan Syariah Otoritas jasa Keuangan pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada Bulan Mei 2021 juga tercatat tumbuh sebesar 7,38% (yoy) menjadi Rp390,25 Triliun dari sebelumnya sebesar Rp363,44 Triliun. Namun demikian, di tengah potensi tersebut perlu menjadi concern bahwa peran Indonesia lebih kepada Big Market dan bukan sebagai player sehingga diperlukan penguatan rantai nilai industri halal secara berkesinambungan serta eliminasi permasalahan yang dihadapi UMKM seperti standarisasi produk, permodalan dan teknologi.

Dengan berperan sebagai AIR (Akselerator, Inisiator, dan Regulator), Bank Indonesia terus mendorong percepatan pengembangan ekosistem Halal Value Chain antara lain melalui Pengembangan Kemandirian Ekonomi Pesantren dan public campaign di daerah. Seperti penyelenggaraan FESyar Regional Sumatera 2021 yang memiliki fokus utama pengembangan sektor prioritas Halal Value Chain, yaitu sektor halal food dan modest fashion. \"Melalui kegiatan ini kami mengharapkan masyarakat, khususnya UMKM dapat memanfaatkan peluang tren halal lifestyle dalam mengembangkan usahanya didukung dengan manajemen bisnis yang kuat,\" imbuhnya.

Sementara itu, Armala selaku Master Business Coach saat memberikan motivasi kepada pelaku UMKM dalam kegiatan ini menyarankan untuk segera mulai mengembangkan bisnis halal, termasuk bagaimana kiat manajemen hingga memasarkan produk. Menurutnya memulai bisnis halal itu bukanlah persoalan yang sulit, namun membangunnya membutuhkan perjuangan yang panjang. \"Saat ini kita terbantu oleh era digital, sehingga pemasaran produk bisa menjadi lebih mudah dengan memanfaatkan pasar digital atau marketplace,” jelasnya.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memulai bisnis yaitu manajemennya, terutama persolan kontrol input, mulai dari sumber daya seperti orang, mesin atau alat, orang, dan bahan. (kar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: