>

DISWAY: Arinal Riana

DISWAY: Arinal Riana

Pabrik rokok Sampoerna adalah pioneer yang sukses mendesentralisasikan produksi rokoknya. Sampai ke unit-unit sangat kecil di desa-desa. Di bawah supervisi Sampoerna.

Arinal juga sedang memikirkan cokelat. Yang perkebunannya juga besar di Lampung. \"Petani cokelat kita itu tidak pernah merasakan enaknya makan cokelat,\" katanya.

Tentu kami juga ngobrol soal jalan tol. Arinal melihat perkembangan Lampung akan luar biasa setelah adanya tol Palembang-Lampung. Yang akan terus ke Jambi, Muara Enim, Lubuk Linggau, sampai Bengkulu.

\"Bisa-bisa pelabuhan Lampung akan kewalahan,\" kata Arinal. Maka ia berencana bertemu Pelindo, BUMN yang membidangi pelabuhan.

Arinal ingin membangun dry port. Di pinggir jalan tol. \"Biarlah Pelindo yang bangun. Kami siapkan lahannya,\" katanya.

Ia melihat seluruh komoditas dari Lampung dan Sumsel akan lewat pelabuhan Lampung. Yang posisi pelabuhannya memang sangat bagus. Pelabuhan alam. Laut dalam. Di Teluk. Terlindung pulau kecil. Yang seperti ini tidak dimiliki Sumsel.

Bahkan untuk jangka panjang Arinal melihat perlu dibangun pelabuhan baru. Di lokasi baru. Yang lebih besar. Juga pelabuhan alam. Laut dalam. Di Teluk. Juga terlindung pulau kecil: di Tenggamus.

Bahkan untuk penyeberangan Jawa-Sumatera tidak cukup juga kalau hanya Bakauheni dan Merak. Perlu juga dari Tenggamus ke bagian lain di Banten.

Masih banyak yang kami bicarakan. Hari pun kian malam. Beranda belakang rumah dinas ini kian sejuk. Kalau saja beranda ini lebih maju ke sana, bisa sambil melihat laut di Selat Sunda.

Arinal juga sudah terlalu lama menahan keinginannya untuk merokok. Refleksnya tangannya selalu seperti orang sedang merokok. Saya pun pamit.

Saya dan istri (orang Kaltim) bermalam di Lampung. Arinal, orang Lampung, akan berangkat ke Kaltim. Di samping membawa air dari Sungai Way Kanan, Arinal membawa tanah dari pantai barat dan dari Tenggamus. Konon Mahapatih Gadjah Mada pernah ke sana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: