>

DISWAY: Minyak Belut

DISWAY: Minyak Belut

Kelak tentu akan muncul atau dimunculkan citra negatif minyak curah. Misalnya: diragukan lagi keasliannya. Atau: sudah dicampuri cairan lain.

Mau tidak mau konsumen balik ke minyak goreng kemasan –meski harganya mahal. Lama-lama terbiasa.

Sungguh menarik mengamati taktik pemerintah untuk membawa masyarakat ke harga pasar –tanpa demo dan gejolak.

Tentu M. Lutfi adalah orang yang sangat pintar. Terutama kemampuan lobinya. Ia jadi Duta Besar Indonesia di Jepang di usia yang masih sangat muda. Lalu jadi menteri di zaman Presiden SBY. Dua kali pula: Menteri Perdagangan dan Ketua BKPM.

Di era Presiden Jokowi ia jadi menteri lagi. Hebat sekali. Padahal ia tidak berpartai. Ia alumni Purdue University yang terkenal itu. Ia juga putra seorang aktivis terkemuka: Firdaus Wajdi. Tokoh nasional HMI. Asal Minang. Yang ikut menggulingkan Pak Harto. Yang ikut menjadikan Gus Dur presiden Indonesia. Yang ikut meyakinkan Bu Mega agar mau menerima Pak Jokowi sebagai calon presiden dari PDI-Perjuangan.

Lutfi kini dalam pergulatan perdagangan yang sulit. Mungkin lebih sulit dari perjuangan politik ayahnya.

Minyak memang licin. Pun minyak goreng. Belut juga licin. Apalagi kalau kena minyak. Lutfi kini lagi berjuang menangkap belut berminyak.(Dahlan Iskan)

 

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

 

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Perang Terigu

 

Leong Putu

Segala hal yang sebelumnya bukan kebutuhan, menjadi kebutuhan jika kita terbiasa mengkonsumsinya, berulangkali melakukannya, berulang menggunakannya. Ini komen yang serius. Banyak hal seperti itu. Gak percaya ? Mau Contoh? Mau atau mau banget ? Kalau sudah tau apa nanti gak nyesel ? Gak marah ? * Yang Pertama : @#%&@ **sensor ** Yang kedua : Obat kuat. Dan banyak lagi yang lainnya. Ini komen serius. Serius ngawurnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: