>

DISWAY: Minyak Belut

DISWAY: Minyak Belut

 

Mirza Mirwan

Meski termasuk dalam 10 besar produsen gandum, sebenarnya Ukraina hanya berada di urutan ke-9. Berurutan dari Tiongkok (134,3 juta ton/tahun), India (98,5 juta ton), Rusia (85,9 juta ton), AS (47,3 juta ton), Perancis (36,9 juta ton), Australia (31,8 juta ton), Kanada (30 juta ton), Pakistan (26,7 juta ton), UKRAINA (26,2 juta ton), dan Jerman (24,5 juta ton). Pertanyaannya, mengapa Indonesia sebegitu bergantungnya kepada Ukraina? Tetangga di belakang rumah saja produksinya lebih melimpah, kok. Selama ini impor gandum Indonesia yang terbesar dari Ukraina. Data BPS, 2020 Indonesia impor 2,9 juta ton gandum dari Ukraina, sementara dari Rusia 68,8 ribu ton saja. Tahun kemarin dari Ukraina 2,8 juta ton, dari Rusia hanya 3000 ton doang. Sebenarnya aneh juga, memang. Indonesia bukan negara penghasil gandum. Tetapi ada perusahaan dari Indonesia yang bisa merajai pasar mi instan dunia, mengalahkan Nissin Food dari Jepang, yang adalah pelopor mi instan, dan Nestle dari Swiss. Kalau anda jalan-jalan ke Eropa, masuklah ke toko swalayan. Di deretan rak mi instan pasti anda temukan merek yang amat sangat terkenal di Indonesia sampai ke pelosok sekalipun. Tapi, boleh jadi, bukan produk Indonesia, melainkan Nigeria. Saya sendiri tak begitu suka mi instan, meskipun suka Bihun instan. Sama-sama instan, tetapi bahan bakunya beda. Bihun terbuat dari tepung beras, kok.

 

SapuSapuan

Kalau min instant mahal tentu rakyat gak mau beli, khan masih ada beras, kalau mie dan beras mahal, nah ini baru bencana nasional. Memang perlu digalakkan bahan pangan alternatif untuk mie dan beras, tapi bukan untuk mengganti, terlalu sulit ya... kalau ada alternatifnya khan rakyat bisa memilih sendiri.

 

Hariyanto

Tulusan yang luar biasa. Tanpa menyinggung minyak goreng, BBM, dan listrik sama sekali. Padahal kita bukan saja terancam kenaikan harga, tapi juga bisa terancam kelangkaan BBM dan listrik. Sama halnya seperti migor, mudah sekali bagi BBM untuk menghilang, batubara pernah melakukannya. Ada atau tidak adanya perang itu, bahkan andai perang itu berakhir besok pagi. Sepertinya Indonesia tidak hanya terancam krisis pangan, tapi bisa jadi juga energi. Semoga tidak terjadi.

 

Pryadi Satriana

\"Minyak goreng mahal, Pak.\" \"Hmm ... \" \"Terigu mahal, Pak.\" \"Hmm ...\" \"Yang lain-lain ikut mahal, Pak.\" \"Hmm ...\" \"Bahan-bahan pokok perlu disubsidi, Pak.\" \"Ndhak ada duit.\" \"IKN lanjut, Pak?\" \"Iya, sudah kita putuskan bersama.\" \"KITA???\"

 

yea a-ina

Diam adalah Lemas. Kalau hanya diam saja tandanya sedang LEMAS. No Action Weak Only NAWO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: