Septina Rina, Sculpture Painting Jambi, Karyanya Banyak Mendapat Apresiasi dari Negara Luar
Sculpture painting adalah salah satu teknik seni melukis 3D dengan media memakai pisau dan plester atau semen yang dipopulerkan oleh Evgenia Ermilova asal Rusia. Sculpture Painting mulai masuk ke Indonesia pada 2018 lalu. Tidak banyak orang Indonesia yang menggeluti lukisan 3D tersebut. Hanya ada 5 orang di Indonesia yang mendapat sertifikat teacer Evgenia Ermilova itu.
M. Hafizh Alatas, Kota Jambi
SALAH satu pemegang sertifikat teacer Evgenia Ermilova itu adalah Septina Rina, warga Jambi yang tinggal di Perumahan CitraLand, Kota Jambi.
Rina (sapaan akrabnya), mengenal Sculpture Painting tersebut pada 2017 lalu. Ketika itu Ia melihat melalui media sosial Evgenia Ermilova warga Rusia yang mempopulerkan lukisan dengan teknik 3D.
Pertama melihat hasil karya Evgenia Ermilova itu, ketertarikan langusng muncul di hati Ibu dua anak tersebut. Memenag sebelum itu Rina merupakan pecinta seni lukis.
“Kebetulan Saya hobi lukis juga,” kata Rina.
Berjalannya waktu, Sclupture Painting masuk ke Indonesia pada 2018. Dibawa oleh dua orang pecinta seni Lukis Indonesia asal Bandung dan Jakarta. Mereka langsung belajar bersama Evgenia Ermilova di Rusia.
“Pulang dari Rusia, teman Saya itu langsung membuka kelas Sclupture Painting di Jakarata. Saya ikut kelas mereka pada 2019,” katanya.
Pada 2020 sebut Rina, Evgenia datang dari Rusia ke Indonesia. Saat itu membuka kelas lagi di Jakarta.
“Terus Saya ikut kelas lagi dan mendapat sertifikat teacer Evgenia Ermilova. Untuk mendapat sertifikat tersebut, kita harus buat 10 karya, yang semua karya tersebut dinilai. Apakah layak diberi sertifikat atau tidak. Sertifikat teacer di Indonesia hanya ada 5 orang,” imbuhnya.
Di Asia, negara pertama yang mengenal Sculpture Painting tersebut adalah Indonesia. Banyak warga negara tetangga yang hendak bejalar Sculpture Painting, datang ke Indonesia.
“Waktu kelas bersama Evgenia Ermilova di Jakarta, itu yang ikut ada dari Cina, Korea, Jepang,” sebutnya.
Rina menceritakan, untuk melukis dengan seni 3D tersebut, menggunakan bahan decorative paster, kemudian pisau pallet dan MDF (seperti papan olimpyc).
“Decorative pasternya hanya ada di Rusia. Kita pesan disana,” sebutnya.
Namun sebut Rina, kini untuk memesan bahan baku (decorative paster, red) agak sulit, karena kondisi Rusia yang kini tengah berperang dengan Ukraina.
“Komunikasi terputus lebih kurang 6 bulan terakhir. Tapi bahan baku di kita masih ada,” sebut Rina.
Rina mengungkapkan, untuk mengerjakan lukisan teknik 3 D tersebut memakan waktu paling cepat 3 hari, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan.
“Satu lukisan mininal dikerjakan 3 hari, dan pengeringannya 7 hari. Jadi 10 hari lah,” sebut Rina.
Hasil karya Sculpture Painting tersebut dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 5 juta . Tergantung dari ukuran dan nilai seni yang dihasilkan.
“Hasil karya Saya ada di IG septina_artstudio. Disana banyak yang tanya-tanya. Kebanyakan yang pesan dari luar Kota Jambi, seperti Jakarta, Bandung. Jambi ada, tapi tidak banyak,” katanya.
“Yang suka apresiasi lukisan di medsos Saya kebanyakan orang dari negara luar. Karya Saya belum ada yang keluar negri, tapi teman dari luar negri, banyak pesan bahannya melalaui Saya,” sebut wanita, jebolan arsitek Bung Hatta itu.
Hingga kini sudah ada lebih kurang 150 karya yang dihasilkan dari tangan ibu dua anak tersebut. Kini bahkan Ia juga membuka kelas Slupture Painting di Jambi. Studio kelasnya di kawasan ruko CitraLand.
“Untuk belajar satu jenis lukisan itu memakan waktu 8-9 jam. Kelas yang Saya buka khusus untuk tema bunga,” sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: