DISWAY: Pengkhianat Burung

DISWAY: Pengkhianat Burung

Dalam proses sidang itu diketahui bahwa yang dibaca Qasim itu adalah tulisan ketua DPR –satu partai dengan Qasim. Yakni partai PTI –Pakistan Tehreek-e-Insaf.

Qasim kini jadi tokoh politik top di Pakistan. Dibicarakan secara luas: karena keberaniannya memimpin sidang dengan cara seperti itu.

Ia berumur 53 tahun. Asal Balochistan yang –Anda sudah tahu– sangat gersang. Provinsi ini luas sekali. Mulai dari berbatasan Afghanistan di utara sampai pelabuhan Tiongkok di Gwardar, di Samudera Hindia.

Qasim lulusan ilmu politik dan hubungan internasional dari University of Balochistan. Dapil-nya Quitta –ibu kota provinsi. Qasim dua kali jadi caleg. Yang pertama gagal. Hanya dapat 16.000 suara. Pemilu berikutnya ia berhasil. Ia mendapat 25.000 suara –cukup untuk satu kursi DPR.

Di pemilihan wakil ketua DPR, Qasim mengalahkan calon satu partai dengannya.

Qasim dari suku Pashtun –nama lengkapnya Qasim Khan Suri. Ia berani melawan siapa pun yang mengecamnya sebagai \'\'pengkhianat konstitusi\'\'.

Kebetulan salah satu partai oposisi juga baru saja punya \'\'penyakit\'\'. Bulan lalu: satu wartawan mati di dalam sekapan politisi partai oposisi itu.

Sang wartawan disekap di sebuah rumah. Itu karena si wartawan mempersoalkan izin orang-orang dari Arab yang lagi berburu burung houbara di taman nasional.

Wartawan itu lantas dibawa ke salah satu rumah kader partai. Disekap. Dihajar. Meninggal. Diketahui politisi dari partai oposisi yang mendalangi semua itu.

Istri sang wartawan mengadukan kejadian itu. Tiga hari kemudian sang istri ketakutan. Ibu dua anak itu sampai mencabut laporannyi. \"Kami sudah ikhlas,\" katanyi. \"Kami harus melindungi anak-anak kami,\" tambahnyi.

Pakistan memang mengizinkan orang-orang dari Arab Saudi, UEA, dan Qatar untuk berburu houbara. Termasuk keluarga kerajaan Arab.

Perburuan itu hanya bisa dilakukan bulan Januari, Februari, dan Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: