DISWAY: Sodiq Amin
M Abduh
Saya sepakat kalau tingkat kepercayaan pada wartawan rendah. Betapa sering wartawan menulis sesuatu tapi tidak faham dg masalah yg ditulis. Satu contoh saja: soal penentuan kalender hijriyah. Bertahun-tahun yg menulis tidak faham. Saya yg faham dg masalah tsb selalu ngelus dada. Apalagi soal politik: terlalu bias. Saya tidak kaget kalau kepercayaan pada tokoh agama rendah. Khusus di negara ini jualan agama sangat laku. Orang yg tidak sependapat pandangan politiknya bisa di-munafikkan oleh tokoh agama. Khusus utk Abah sendiri tingkat kepercayaan saya juga makin rendah. Sangat kentara terlalu memihak. Untuk kasus apapun. Semua kepala negara punya kelebihan dan kekurangan. Abah sangat garang kalau mengkritik rezim sekarang, tapi blas tidak pernah berani mengkritisi Pak SBY hehehe...
Johan
Menjadi seorang jurnalis sejati itu sulit. Seseorang yang ego-nya tinggi tidak cocok berprofesi sebagai jurnalis. Seorang jurnalis harus tetap mempublish apa pun fakta yang didapatkannya di lapangan, dari sumber manapun, walaupun itu bertentangan dengan hati nurani, ego, atau pun haluan politiknya. Para pembaca bisa dengan mudahnya memberi pujian, ketika berita yang disampaikan sesuai dengan selera dan pandangannya. Begitu juga dengan mudahnya untuk mencaci ketika yang disampaikan sang jurnalis bertentangan dengan keinginannya. Dengan dasar ini, mustahil tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesi wartawan bisa tinggi. Seorang jurnalis harus punya pola pikir, ketika artikel yang saya publish membuat anda jengkel, itu adalah masalah anda.
Antonio Samaran
Di setiap profesi akan selalu ada orang yg kredibel atau pun sebaliknya. Cuma rasionya yg berbeda-beda. Bahwa profesi jurnalis berada di tingkat bawah dikarenakan banyak muncul media on line abal-abal, bukan berarti tidak ada lagi wartawan dan media yg bisa dipercaya. Tanpa jurnalisme yakinlah demokrasi akan mati. Buat Abah tetaplah menulis meski langit akan runtuh besok. Mayoritas masyarakat jauh akan lebih percaya kepada sosok yg sdh teruji dibandingkan dengan lembaga/profesi secara umum.
doni wj
Karena kepo, saya ikut-ikutan mendownload penelitian yang dimaksud. Profesi Abah itu ada di posisi 13 (jurnalis) dan 12 (pemimpin bisnis). Bahkan pernah ada di peringkat 17 (menteri), atau kalau disrempet-srempetkan level 18 (ngikut konvensi Demokrat dan pernyataan sikap posisi lalu). Kesimpulannya, kalau profesi itu dilekatkan pada kepercayaan, berbicaralah sebagai pengusaha Bah. Insya Allah akan terasa setingkat lebih baik.. wkwkwkwk. Namun tidak perlu lah sampai berhenti menulis. Karena sejak awal Abah sudah memberi judul Catatan Harian Dahlan, bukan Jurnal Penelitian Dahlan. Sastra dan Novel saja banyak penggemarnya, apalagi Catatan. Fakta bahwa banyak yang konsisten baca dan komen, menunjukkan bahwa tulisan Abah mempengaruhi dan disukai banyak orang dengan caranya sendiri. Kalau saya gambarkan seperti syair Project Pop..
citrhours 547
Sumur tua ga perlu pensiun gara2 pingin agar sumur muda eksis, sumur tetaplah sumur,ga perduli tua atau muda asal bisa ngeluarin air dia tetap diperlukan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: