DISWAY BARU

PESAN PENTING UNTUK KEPALA DAERAH: Kami tidak butuh seremonimu, tapi hasil kerjamu!

PESAN PENTING UNTUK KEPALA DAERAH: Kami tidak butuh seremonimu, tapi hasil kerjamu!

Mochammad Farisi, LL.M--

Oleh Assist Prof. Mochammad Farisi, LL.M

Ada satu fenomena yang sangat sering saya lihat di berbagai akun media sosial kepala daerah, juga akun resmi instansi pemerintah yang membidangi kehumasan. 

Hampir setiap hari isinya sama: foto pejabat menyambut kedatangan menteri, foto menerima penghargaan nasional di Jakarta, foto menghadiri upacara hari besar, dan berbagai dokumentasi seremonial lainnya. Pertanyaan sederhananya: untuk apa?

BACA JUGA:Teng! Berikut Daftar Pemenang AMI 2025, Ini Nama-Namanya

Hari gini, rakyat sudah tidak membutuhkan konten seperti itu. Rakyat tidak hidup dari foto seremoni. Rakyat hidup dari hasil kerja, bukan dari gambar pejabat di panggung. Publik ingin tahu apa dampak dari semua kegiatan itu, bukan siapa yang hadir dan siapa yang berdiri di barisan depan. Mereka ingin tahu apa manfaatnya Anda dan birokrasi Anda digaji oleh uang rakyat. Itu inti komunikasinya.

BACA JUGA:Langkah Terakhir Penyesuaian Anggaran, TPP ASN Bakal Dipotong

Publik hari ini sudah jauh lebih cerdas, kritis, dan jenuh dengan kemasan. Yang mereka nilai adalah kinerja nyata, kejujuran informasi, dan perubahan yang mereka rasakan.

 

Humas Bukan Mesin Pengumuman

 

Masalahnya, humas pemerintah masih sering terjebak dalam pola lama: menjadi mesin pengumuman yang hanya mengabarkan kegiatan pejabat dari satu acara ke acara lain.  Padahal humas modern tidak lagi berfungsi sebagai dokumentator protokoler, melainkan pembangun kepercayaan publik.

BACA JUGA:PI Maximum 10% in Jabung Working Area Process Continues with Open Data Room

Kepercayaan publik tidak lahir dari banyaknya foto, tapi dari relevansi informasi. Tidak dibangun oleh dokumentasi, tapi oleh makna.

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: