Candi Muaro Jambi dan Jalan Panjang Menuju Warisan Dunia
Mochammad Farisi, LL.M --
Oleh: Assist. Prof. Mochammad Farisi, LL.M
BEBERAPA minggu yang lalu, saya melihat unggahan di media sosial yang menampilkan perubahan pembangunan di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muaro Jambi. Rasa penasaran mendorong saya untuk mengunjunginya secara langsung bersama keluarga.
Sesampainya di lokasi, saya menyaksikan adanya peningkatan dalam pengelolaan kawasan, baik dari sisi infrastruktur, informasi publik, maupun penataan ruang yang terasa lebih terorganisir dibandingkan beberapa tahun lalu. Langkah-langkah ini tentu patut diapresiasi sebagai upaya memperkuat pelestarian situs sejarah yang luar biasa ini.
BACA JUGA:Update Harga Emas di Pegadaian Minggu 3 Agustus 2025, Hari Ini Meroket Diatas Rp 2 Juta/Gram
Namun, pertanyaannya kemudian muncul: apakah perbaikan ini sudah cukup sebagai prasyarat agar Candi Muaro Jambi diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO? Apakah pengelolaan saat ini sudah memenuhi standar hukum dan pedoman internasional yang ditetapkan dalam Konvensi Warisan Dunia 1972?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan kita bahas dalam opini ini, dengan menelusuri aspek hukum internasional serta peluang dan tantangan Indonesia dalam mendorong Candi Muaro Jambi masuk ke dalam daftar World Heritage.
BACA JUGA:RESMI! Harga BBM Seluruh Indonesia Turun, Ini Harga Baru Pertamax-Pertalite Minggu 3 Agustus 2025
Candi Muaro Jambi Situs Monumental di Asia Tenggara
Candi Muaro Jambi adalah salah satu situs peradaban kuno paling monumental yang dimiliki Indonesia dan Asia Tenggara. Terletak di tepian Sungai Batanghari, Kabupaten Muaro Jambi, situs ini merupakan kompleks percandian Buddha yang luasnya mencapai hampir 4.000 hektar—terluas di kawasan Asia Tenggara. Kompleks ini terdiri dari lebih dari 80 struktur bata kuno, dengan hanya sebagian kecil yang telah direstorasi, sementara sebagian besar masih terkubur di bawah tanah dan vegetasi.
Dibangun antara abad ke-7 hingga ke-13 Masehi, situs ini diduga kuat merupakan pusat pendidikan agama Buddha Mahayana yang berkoneksi dengan berbagai kerajaan maritim di Asia, seperti Sriwijaya, Nalanda di India, dan Tibet. Nilai sejarah, arkeologis, dan spiritual yang dikandungnya sangat tinggi, menjadikan situs ini sebagai salah satu kandidat kuat untuk diusulkan menjadi Warisan Dunia UNESCO.
Namun ironisnya, hingga tahun 2025, Candi Muaro Jambi masih berada dalam status tentative list atau daftar sementara Warisan Dunia UNESCO. Status ini telah disandang sejak pertama kali diajukan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2009, namun belum menunjukkan perkembangan signifikan menuju tahap nominasi penuh.
BACA JUGA:Kalahkan Duo McLaren, Charles Leclerc Raih Pole di GP Hungaria 2025
Pertanyaannya: mengapa proses ini stagnan begitu lama, dan apa yang sebenarnya dibutuhkan agar Candi Muaro Jambi dapat diakui sebagai Warisan Dunia yang sah secara hukum internasional?
Inisiatif Akademik dan Kritik Awal
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



