Rupiah Menguat Seiring Persepsi Negatif Pasar Atas Pernyataan Trump

Rupiah Menguat Seiring Persepsi Negatif Pasar Atas Pernyataan Trump

Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing, Jakarta, Selasa (8/4/2025). ANTARA FOTO/Fathul Habib Sholeh/Spt.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah menguat seiring persepsi negatif pasar terhadap pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang meminta pemangkasan suku bunga acuan The Fed.

“Tekanan terhadap dolar AS terbaru datanya dari persepsi negatif pasar terhadap pernyataan Trump yang meminta Bank Sentral AS untuk memangkas suku bunga acuannya,” ujarnya dikutip dari antara

BACA JUGA:Harga Emas Antam Hari ini Naik Rp15.000 Menjadi Rp1,980 Juta Per Gram

Pernyataan tersebut dianggap mengintervensi tugas The Fed yang bisa berdampak buruk ke perekonomian AS.

Dalam sebuah unggahan di media sosial miliknya, Truth Social, pada 17 April 2025, Trump menyatakan antara lain bahwa "Powell’s termination cannot come fast enough!”.

Makna dari unggahan tersebut adalah Trump sangat menanti-nanti momen ketika Powell diberhentikan dari jabatannya sebagai pucuk pimpinan bank sentral AS.

BACA JUGA:Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, BP stabil, Setelah Libur Panjang

Bahkan, pada hari yang sama, berbagai media internasional juga melaporkan Trump telah berkata kepada para wartawan bahwa "Saya (Trump) tidak senang dengan dia (Powell). Saya membuat dia mengetahuinya.”

Salah satu pemicu yang membuat Trump tak suka dengan Powell adalah mengenai paparan penilaian suram oleh Gubernur The Fed terhadap prospek ekonomi terhadap perombakan tarif besar-besaran Trump sejak 3 April 2025.

Selain itu, beberapa kali Trump telah mendorong Fed untuk segera menurunkan suku bunga, tetapi Powell mengatakan pihaknya masih membutuhkan "kejelasan yang lebih besar" mengenai dampak kebijakan tarif Trump sebelum melakukan tindakan apapun.

BACA JUGA:Penjualan Mobil Daihatsu Hingga Kuartal I Tembus 36 Ribu Unit

Penguatan rupiah juga dipengaruhi pelemahan dolar AS yang tertekan dampak negatif dari kenaikan tarif terhadap perekonomian AS karena kenaikan harga-harga barang konsumsi.

“Potensi penguatan ke arah Rp16.700, dengan resisten di kisaran Rp16.830,” ucap dia.

BACA JUGA:Tumbuh Bersama CSR Elnusa Petrofin, Inovasi UMKM Tempoyak Jambi 'Aksena Snack' Hasilkan Jutaan Rupiah Perbulan

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: