DISWAY BARU

Maraknya Premanisme di Pasar Angso Duo, Pedagang Berharap Ada Pos Polisi

Maraknya Premanisme di Pasar Angso Duo, Pedagang Berharap Ada Pos Polisi

Maraknya Premanisme di Pasar Angso Duo, Pedagang Berharap Ada Pos Polisi-Ist-

Ia mengaku sudah sering menyaksikan aksi kriminal di Pasar Angso Duo, mulai dari pencurian uang hingga barang dagangan.

"Waduh, misal cabai lagi naik ini. Itu rawan dicuri. Pernah juga ada cabai yang dicuri," katanya sembari menunjuk pedagang yang menjadi korban.

Hal serupa dialami Ruli, penjual bumbu di pasar tersebut. "Kalau toko saya sudah berulangkali dibobol," ujarnya.

Ia juga tidak menampik bahwa banyak pedagang menjadi korban pencurian maupun kekerasan akibat maraknya aksi premanisme di pasar. Para pedagang berharap ada langkah nyata dari pengelola pasar maupun kepolisian.

"Kalau dulu (Pasar Angso Duo sebelum pindah) ada pos polisi, gak serawan ini. Ya kalau bisa adalah pos polisi di sini, Ya kami sangat berharap ada pos polisi di sini. Pasti akan lebih aman" kata pedagang lainnya.

Menanggapi keresahan tersebut, Kepala Pasar Angso Duo, Purnomo Sidi, mengaku akan menampung permintaan pedagang. Ia tidak menampik bahwa aksi premanisme memang marak terjadi di pasar.

Menurutnya, salah satu faktor pemicu adalah akses pasar yang tidak hanya melalui pintu resmi.

"Memang ada satu jembatan yang terhubung ke salah satu kampung. Kita berharap juga pada pemerintah untuk ikut mencarikan solusi, termasuk menutup akses dari pintu tersebut," kata Purnomo saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/9/2025).

Purnomo juga mendukung penuh rencana pendirian pos polisi di kawasan pasar.

"Tentu kita akan sangat mendukung (mendirikan pos polisi). Dan itu pasti sangat dibutuhkan. Makanya, kita sesegera mungkin akan berkoordinasi dengan kepolisian dalam hal ini Polda Jambi," katanya.

Ia menambahkan, lokasi paling tepat untuk pos polisi adalah di dekat jembatan penghubung ke salah satu kampung.

Saat ini, jumlah pedagang di Pasar Angso Duo mencapai sekitar 1.200 orang, dengan petugas keamanan internal hanya 15 orang. Jumlah tersebut jelas tidak sebanding dengan mobilitas orang di pasar.

"Jadi, ada 1.200 pedagang, kita asumsikan 1 pedagang satu pembeli. Jadi ada 2.000 orang lebih yang ada di pasar. Sehingga, tentu kita sangat butuh kehadiran polisi, dan juga campur tangan pemerintah Kota Jambi," katanya.(*) 

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: