Maraknya Premanisme di Pasar Angso Duo, Pedagang Berharap Ada Pos Polisi
Maraknya Premanisme di Pasar Angso Duo, Pedagang Berharap Ada Pos Polisi-Ist-
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Aksi premanisme kian marak di Pasar Angso Duo Jambi. Dari penikaman, perampokan hingga pencurian, deretan kasus terus menghantui para pedagang. Mereka berharap didirikan pos polisi di kawasan Pasar.
BACA JUGA:Dedikasi BUMN di hari Pelanggan Nasional, Kehandalan listrik untuk pelanggan
Kekhawatiran mereka bukan hanya soal keamanan barang dagangan, tetapi juga menyangkut keselamatan jiwa dari aksi nekat para preman yang kerap beraksi di sana.
BACA JUGA:Jelang Duel Indonesia vs Korea Selatan, Berikut Susunan Pemain yang Diturunkan
Dalam kurun waktu setahun terakhir, tercatat satu orang tewas ditikam preman, satu orang kritis, dan dua orang lainnya harus menjalani operasi akibat luka tikaman.
Pada 14 Desember 2024, Sahrul Nurdinsyah, pedagang telur ayam, ditikam di bagian pinggang hingga kritis saat hendak menyetor uang hasil penjualan senilai Rp31 juta ke sebuah bank. Meski kini sudah pulih, pelaku penikaman hingga kini belum tertangkap.
Kemudian pada Kamis, 1 Mei 2025, seorang pedagang mpek-mpek terlibat perkelahian dengan seorang preman. Awalnya, preman tersebut tersinggung lalu memukul pedagang, hingga terjadi perkelahian yang berujung pada tewasnya preman akibat tusukan.
Kasus terbaru terjadi Senin (8/9/2025) sekitar pukul 04.00 WIB. Dua pedagang mengalami luka tikam saat berupaya menggagalkan perampokan hasil penjualan cabai. Usai kejadian itu, pelaku berhasil melarikan diri.
Kini kasus tersebut sedang ditangani oleh Unit Reskrim Polsek Telanaipura Polresta Jambi. AKP Reza Fahlevi selaku Kapolsek Telanaipura membenarkan kejadian tersebut. " Benar, korban sudah membuat laporan polisi," katanya.
Selain rentetan peristiwa berdarah, aksi pencurian barang dagangan pedagang juga kerap terjadi dan dianggap sudah menjadi hal lumrah.
Para pedagang sebenarnya mengenali sebagian pelaku, namun memilih diam karena para preman tersebut tinggal tidak jauh dari pasar.
"Sebenarnya orang-orang sini (pedagang) tau mereka. Cuman mau gimana," kata seorang penjual daging ayam, Selasa (9/9/2025).
Meski belum terbukti, pedagang menduga kuat bahwa para pelaku pencurian dan perampokan dipicu kecanduan narkotika jenis sabu.
"Sudah sering sekali di sini (pencurian). Apalagi subuh kan, tauke atau pedagang kan bawa modal itu yang mereka incar," kata pedagang tersebut.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



