“Ada dua kabupaten/kota yang akan menginap terlebih dahulu di Asrama Haji. Nah ini karena terkait waktu tiba tengah malam, yang kedua ada tradisi atau budaya masyarakat ketika jamaah haji pulang ke daerah dan disambut oleh masyarakat. Tentu itu menyesuaikan jadwal dengan penerimaan oleh Bupati masing-masing, yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Tetapi ada juga dari kabupaten yang lain yang tidak menginap, tetapi hanya ingin istirahat sejenak bisa mandi mengganti pakaian dan pulang ke kabupaten/kota masing-masing karena ada penyambutan dari Walikota atau Bupati masing-masing,” ujarnya.
Dalam Rakor pemulangan, kata Wahyudi, terdapat beberapa catatan penting, diantaranya keluarga jamaah tidak boleh menjemput langsung ke Asrama Debarkasi Haji Antara Provinsi Jambi. Selanjutnya, deteksi kesehatan tetap akan dilakukan ketika jemaah turun dari pesawat, dimana akan dilakukan oleh pihak Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Kelas II Jambi. Serta, acara prosesi atau seremonial pemulangan dipersingkat, untuk mengatasi kondisi para jemaah yang mengalami kelelahan usai melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci.
“Mudah-mudahan jamaah yang kembali ini semua sehat dan apabila ditemukan jamaah yang mengalami kondisi ngedrop (tidak fit) atau sebagainya, tentunya akan dilakukan observasi,” pungkasnya. (*)