JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID — Curah hujan yang tinggi dalam sepekan terakhir menyebabkan banjir di sejumlah wilayah Kota Jambi. Salah satu area yang terdampak parah adalah RT 19 Suka Karya, merupakan wilayah di aliran Sungai Asam, di mana banjir bahkan mencapai ketinggian dada orang dewasa. Fenomena ini dipicu oleh curah hujan yang sangat lebat dalam waktu singkat, mengakibatkan sejumlah sungai tidak mampu menampung volume air yang datang.
Berdasarkan data dari Balai Wilayah Sungai Sumatera VI Jambi, hujan yang turun pada Minggu (23/2/2025) tercatat mencapai 70-75 mm dalam kurun waktu hanya satu jam sepuluh menit. Meningkatnya intensitas hujan ini menyebabkan sungai-sungai di Kota Jambi, termasuk Sungai Asam, mengalami pendangkalan dan penyempitan, sehingga kapasitas saluran sungai yang ada saat ini sudah tidak mampu menampung aliran air yang besar.
Kepala SNVT PJSA Balai Sungai Sumatera VI Jambi, Hariyo Priyambodo ST, MM, menjelaskan bahwa kondisi ini semakin diperburuk dengan adanya box culvert atau jembatan yang menyempit, menghambat aliran air ke sungai. “Sungai Asam, sebagai salah satu sungai utama di Kota Jambi, mengalami masalah serius. Salurannya tidak lagi memadai untuk menampung curah hujan yang tinggi,” ujar Hariyo saat ditemui di BWSS VI, yang didampingi oleh PPK Sungai dan Pantai Eko Yuda ST., MT., serta Novel Guntur ST. perwakilan OP BWS VI Jambi.
Tidak hanya Sungai Asam, masalah serupa juga terjadi pada Sungai Kenali Besar, Sungai Kenali Kecil, dan Sungai Tembuku. Ketiga sungai ini mengalami permasalahan serupa, yakni berkurangnya daya tampung akibat perubahan fungsi lahan di hulu. Menurut Hariyo, pertumbuhan jumlah penduduk dan alih fungsi lahan menjadi pemukiman mengurangi daerah resapan air yang seharusnya dapat menampung air hujan. Akibatnya, air langsung mengalir ke saluran sungai tanpa adanya proses penyerapan yang optimal.
Selain perubahan fungsi lahan, masalah lain yang memperparah banjir adalah penyumbatan aliran sungai oleh sampah. Hariyo menyebutkan terpantau di pintu air Sungai Asam sampah yang menumpuk saat hujan deras, itu sangat menghambat aliran air. “Penyumbatan ini jelas menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir, terutama di wilayah yang sudah padat penduduk,” katanya, Rabu (26/2/2025).
Untuk mengatasi masalah banjir di Kota Jambi sebut Hariyo, pihak BWSS VI Jambi ada kegiatan pembangunan dan revitalisasi Sungai Asam, untuk meningkatkan kapasitas saluran sungai agar dapat menampung lebih banyak air. Salah satu langkah yang diambil adalah pelebaran dan pendalaman saluran sungai. Rencananya, revitalisasi ini akan mencakup sepanjang 12 km dengan lebar saluran bervariasi, yakni 14 meter di hilir dan 5 meter di hulu. Selain meningkatkan kapasitas sungai juga dilakukan pembangunan kolam retensi yang membutuhkan lahan seluas 9 ha.
Namun, proyek revitalisasi ini menghadapi kendala besar pembebasan lahan. Hariyo menjelaskan bahwa banyak bangunan yang berdiri di sepanjang sempadan sungai, bahkan ada yang terletak di tengah sungai, sehingga sulit untuk melakukan pembebasan lahan. “Proses pembebasan lahan ini masih dalam koordinasi antara Pemkot Jambi dan Pemprov Jambi. Ada tiga tahapan yang perlu dilalui tahapan persiapan, pelaksanaan dan serah terima, saat ini baru tahap persiapan yaitu dengan keluarnya penlok (penetapan lokasi) oleh gubernur,” ungkapnya.
Meskipun anggaran untuk proyek revitalisasi Sungai Asam telah disediakan sejak 2023, pembebasan lahan yang belum tuntas menyebabkan pekerjaan pembangunan dan revitalisasi terhambat.