Ketika itu, semua komoditi beras di bawah kekuasaan pemerintah, petani hanya menanam, hasilnya milik negara.
Namun seiring waktu, sistem pertanian padi Vietnam mulai berubah, tahun 1986 petani mulai diperbolehkan menanam dan juga menjual hasilnya. Bahkan petani yang turun ke sawah bisa mendapat insentif dari pemerintah.
“Tak butuh waktu lama, tahun 1989 Vietnam mulai ekspor beras, hingga akhirnya sekarang Vietnam jadi negara pengekspor beras ketiga terbesar di dunia setelah India dan Thailand,” ujar Agustaviano Sofjan, Konjen RI di Ho Chi Minhs City di kantornya pada Kamis (19/12/2024).
2. Fakta Panen Tiga Kali Setahun Punya Bibit Unggul
Dalam hal produksi, berdasarkan data General Syatistics Office yang dikutip dari Konjen RI, jumlah produksi beras Vietnam terbilang stabil dan konsisten dalam lima tahun terakhir, sejak tahun 2019 hingga 2024 rata-rata Vietnam mampu memproduksi 45 juta hingga 50 juta ton per tahun.
Panen padi tiga kali setahun yang dinikmati petani Vietnam tak terlepas dari bibit unggul yang diciptakan pemerintah melalui serangkaian penelitian para ahli termasuk pihak perguruan tinggi.
Menurut hasil wawancara Jambi Ekspres dengan salah satu petani di kawasan Delta Mekong, dalam setahun ia menanam dan melakukan panen raya sebanyak tiga kali, dimana dalam setiap panen rata-rata petani mampu menghasilkan sekitar 8 hingga 10 ton gabah padi per hektar sawah.
Sedangkan di Indonesia rata-rata petani mampu menghasilkan 6-8 ton per hektar dengan masa panen beragam, dari satu hingga dua kali dalam setahun.