Evaluasi untuk membangun kembali kekuatan tim pasti dilakukan Shin Tae-yong, terutama ketenangan baik dalam menangkal serangan lawan maupun dalam menuntaskan peluang gol.
Masih ada lima pertandingan lagi, termasuk tiga laga tandang yang kini mau tak mau harus diproklamasikan sebagai "pertandingan yang wajib dimenangkan", yakni melawan Arab Saudi pekan depan, dan kemudian Bahrain serta China, tahun depan.
Jika konsisten bermain seperti dalam 35 menit pertama laga melawan Jepang, situasi akan berpihak kepada Indonesia. Apalagi dalam tiga pertandingan tandang melawan Saudi, Bahrain dan China, Indonesia tampil bagus, bahkan bisa mencuri poin di Bahrain dan Saudi.
Dua laga tandang terakhir melawan Australia dan Jepang pun masih terbuka menghasilkan poin, khususnya Australia yang mungkin tak akan sesulit kala menghadapi Jepang tadi malam.
Australia dua kali mengalami kesulitan di kandang sendiri sampai kalah 0-1 dari Bahrain dan seri 0-0 melawan Saudi.
Intinya, peluang tetap terbuka. Dan benar apa kata Shin Tae-yong usai pertandingan melawan Jepang itu, bahwa kekalahan besar dari Jepang tidak boleh membuat Indonesia menyerah. Peluang lolos Piala Dunia 2026 atau memenuhi target finis empat besar Grup C, tetap terbuka.
Alangkah bodoh menganggap kekalahan 0-4 dari Samurai Biru tadi malam itu sebagai akhir atau kiamat untuk timnas Indonesia.
Pun itu bukan hal memalukan. Sebaliknya, meminjam ucapan terkenal pebulu tangkis legendari kita, Liliyana Natsir, "kekalahan itu tidak memalukan, yang memalukan itu menyerah."
Dan Shin Tae-yong menyatakan saat ini bukan saatnya untuk menyerah. Kekalahan justru menjadi peluang terbaik untuk mengevaluasi diri guna mereorganisasi tim sehingga menjadi lebih baik dan lebih kuat. (*)