MUAROJAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Debat Kandidat pasangan calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Muaro Jambi yang bertarung dalam kontestasi Pilkada serentak 2024 digelar malam ini, (2/11).
Bertempat di gedung Serba Guna Muaro Jambi, tampak hadir Pj Bupati Muaro Jambi Raden Najmi bersama Ketua DPRD Kabupaten Muaro Jambi Aidi Hatta serta unsur Forkompinda.
Dalam setiap tanya jawab, Paslon nomor urut 1 Asnawi-Sentot mendapat kesempatan pertama bertanya kepada pasangan nomor urut 2 Zuwanda-Sawaludin.
Dalam pertanyaannya, Asnawi menyampaikan, bahwa Muaro Jambi saat ini memiliki 12 ribu hektare lahan sawah yang tersebar di 6 Kecamatan, jika terpilih nantinya langkah apa yang akan dilakukan agar optimalisasi lahan sawah ini dapat terwujud.
"Kemudian juga ada sawah yang dilindungi, apa langkah-langkah agar tidak dialihfungsikan " tanya Asnawi.
Menjawab pertanyaan itu, Zuwanda menyebutkan, sebagaimana program unggulannya yakni Muaro Jambi menjadi lambung pangan. Lumbung pangan yang dimaksud, kata Zuwanda, bukan hanya sekedar lumbung pangan nabati, namun mencakup juga lambung pangan hewani.
"Kita harus memberikan menyuluhan dan pembinaan kepada petani kita untuk diberikan bibit unggul sehingga produksinya meningkat," katanya.
"Dengan ini bisa mencapai target produksi yang mana sebelumnya 3 ton dalam sekali panen bisa 6 hingga 7 ton," bebernya.
Merespon hal itu, Asnawi menyinggung akan jawaban Zuwanda yang agak kurang nyambung. Pasalnya, yang ditanyakannya terkait lahan pertanian.
"Yang ditanyakan terkait lahan. Kalau mau jadi lumbung pangan tentu harus punya lahan. Bicara soal padi, karena ini merupakan makanan pokok kita sehari-hari," tegasnya.
Dirinya berharap program lumbung pangan ini tanaman padi menjadi prioritas unggulan, ini juga masuk dalam programnya.
"Kan banyak lahan tidur dan tidak produktif, ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Jadi langkah-langkahnya yang kita maksud " jelasnya.
Kembali menanggapi hal itu, Zuwanda mengungkapkan, bahwa dirinya menemui di lapangan di Desa Sumber Jaya ada lahan hampir 2 ribu lahan, dengan tidak optimalnya pengharapan lahan itu sehingga tinggal 80 hektar yang produktif untuk ditanamkan padi.
"Bagaimana kita membuat cluster daerah yang potensial padi itu. Sehingga kita bisa fokuskan Bagaimana segala upaya pemerintah untuk menciptakan lumbung pangan di cluster itu sendiri dengan memberikan bibit dan alat produksi sehingga potensi padi itu akan lebih baik lagi " jawabnya. (wan)